Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pengertian Hari Pasaran Jawa, Weton dan Primbon Menurut Kepercayaan Orang Jawa
24 Juni 2021 15:39 WIB
·
waktu baca 3 menitDiperbarui 22 Juni 2022 13:31 WIB
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Orang Jawa merupakan salah satu suku di Indonesia yang memiliki adat dan kebudayaan yang sangat kaya. Orang Jawa memegang kuat nilai-nilai luhur nenek moyangnya dan masih menjadikannya hal sakral hingga masa kini. Beberapa hal yang masih diyakini oleh orang Jawa yaitu hari pasaran Jawa, weton dan primbon.
ADVERTISEMENT
Hari Pasaran Jawa
Dikutip dari buku Memahami Islam Jawa oleh Pramono (2009: 83), orang Jawa memiliki siklus pasar yang sifatnya harian atau mingguan. Hari pasaran jawa yang disebut dino pasaran terdiri dari kliwon, legi, pahing, pon, dan wage. Kelima hari pasaran tersebut juga disebut sebagai siklus pekan pancawara.
Di wilayah pedesaan, masih banyak kita jumpai orang yang menyebut nama hari dengan sebutan Ahad, Senen, Seloso, Rebo, Kemis, Jumat, dan Sabtu. Pada saat yang sama, mereka juga menyertakan hari pasaran pada penyebutan hari tersebut. Misalnya seperti, Senen Pon, Seloso Kliwon, Rebo Legi, dan seterusnya.
Dikarenakan jumlah hari pada kalender islam terdiri dari tujuh hari, sementara hari pasaran Jawa ada lima, maka masing-masing hari berganti pasangan namanya setiap minggu. Dari hari-hari pasaran tersebut, masyarakat Jawa dapat mengetahui pasar mana yang paling ramai pada hari itu.
ADVERTISEMENT
Weton
Weton juga termasuk salah satu bagian dari adat istiadat suku Jawa. Weton berasal dari Bahasa Jawa yang artinya wetu (keluar atau lahir). Secara istilah, weton artinya yaitu suatu perayaan hari kelahiran yang didasarkan pada perhitungan kalender Jawa .
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa ada lima hari pasaran pada kalender Jawa, yakni kliwon, legi, pahing, pon, dan wage. Masyarakat Jawa percaya bahwa weton dapat menentukan hari-hari besar bagi manusia, misalnya seperti jodoh, tanggal pernikahan, karakter, rejeki dan lain-lain.
Primbon
ADVERTISEMENT
Primbon disusun berdasarkan gejala alam yang pernah dialami oleh para leluhur. Hal ini dapat dijadikan sebagai pelajaran atau pedoman untuk berhati-hati dalam mengambil tindakan di waktu-waktu tertentu.
Baca Juga: Cara Menghitung Kalender Jawa Weton
Itulah penjelasan terkait pengertian hari pasaran Jawa, neton, dan primbon. Pada dasarnya, ketiga unsur adat-istiadat Jawa tersebut saling berkaitan dan memiliki hubungan satu sama lain.
Hari pasaran Jawa dan neton biasanya digunakan untuk memprediksi nasib baik atau nasib buruk terkait peristiwa tertentu. Adapun hal ini dijelaskan dalam primbon sebagai pedoman masyarakat Jawa dalam memutuskan suatu perkara. (DLA)