Perbedaan Iklim dan Cuaca serta Hubungannya dengan Perubahan Iklim

Konten dari Pengguna
15 Juni 2021 8:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Perbedaan Iklim dan Cuaca, Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Perbedaan Iklim dan Cuaca, Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tidak sedikit orang yang salah kaprah tentang cuaca dan iklim. Padahal perbedaan iklim dan cuaca sangat nyata, lho. Perbedaanya terletak pada ukuran waktu. Singkatnya, cuaca merupakan kondisi atmosfer di dalam waktu yang singkat, sedangkan iklim merupakan perilaku atmosfer di dalam waktu yang lama. Perubahan iklim berbicara tentang perubahan di dalam rata-rata jangka panjang dari cuaca harian.
ADVERTISEMENT

Pengertian Cuaca dan Iklim

Dilansir dari buku Cuaca, Sue Nicholson, (2005:8), cuaca merupakan keadaan atmosfer sehari-hari di suatu area yang berlangsung dari menit ke minggu, dan memengaruhi aktivitas manusia.
Sedangkan iklim merupakan rata-rata peristiwa cuaca di dalam jangka waktu yang lebih panjang, yaitu berlangsung selama 30 tahun atau bahkan lebih. Beberapa ilmuwan mendefinisikan iklim sebagai cuaca rata-rata untuk area dan jangka waktu tertentu.

Perbedaan Iklim dan Cuaca

Jadi, cuaca terdiri dari perubahan jangka pendek di atmosfer, sementara iklim terdiri dari perubahan jangka panjang di atmosfer.
Cuaca hanya meliputi suhu, kecepatan angin, curah hujan, kelembapan, kekeruhan, kecerahan, visibilitas, dan tekanan atmosfer. Sementara itu, iklim meliputi suhu, kecepatan angin, rata-rata curah hujan, kelembaban, sinar matahari, berbagai fenomena alam yang terjadi secara berkelanjutan (embun beku, kabut, dan badai hujan es), dan ukuran cuaca lainnya yang terjadi di dalam jangka waktu yang panjang di suatu area.
ADVERTISEMENT
Karena cuaca bisa berubah dari menit ke menit, jam ke jam, hari ke hari, dan musim ke musim, maka ia pun dijadikan sebagai salah satu indikator untuk mengukur iklim.
Contoh: setelah melihat data pengukur hujan, data satelit, dan tingkat danau serta reservoir, para peneliti bisa mengetahui apakah selama musim panas, suatu area mengalami kondisi yang lebih kering daripada waktu-waktu sebelumnya.
Jika ternyata kekeringan itu memang berlangsung di dalam jangka waktu yang lama, seperti berlangsung selama 1 musim panas, maka itu berarti ada perubahan iklim yang sedang terjadi.

Hubungannya dengan Perubahan Iklim

Perubahan Iklim, Foto: Pixabay
Iklim bumi kini berubah lebih cepat daripada waktu-waktu yang sebelumnya di dalam sejarah peradaban modern, terlebih sebagai hasil dari aktivitas manusia.
ADVERTISEMENT
Perubahan iklim global yang terus berlangsung pun menghasilkan berbagai dampak di setiap area dan sektor ekonomi.
Pemanasan global adalah salah satu gejala perubahan iklim. Hal itu diakibatkan karbon dioksida, polutan udara lainnya, dan gas rumah kaca berkumpul di atmosfer yang kemudian menyerap sinar dan radiasi matahari yang akhirnya memantul dari permukaan bumi.
Radiasi itu biasanya akan segera melarikan diri ke luar angkasa, tetapi polutan udara menyebabkan terperangkapnya sinar dan radiasi matahari selama bertahun-tahun di atmosfer. Fenomena inilah yang sering disebut sebagai efek rumah kaca.
Gas-gas yang mengakibatkan efek rumah kaca adalah Karbon dioksida (CO2), Sulfur Oksida (Sox), Nitro Oksida (NOx), Metana (CH4), Hydrofluorocarbon (HFC), dan Chlorofluorocarbon (CFC).

Dampak Perubahan Iklim

Perbedaan iklim dan cuaca ini juga berdampak besar terhadap perubahan iklim. Di tahun 2019, suhu rata-rata di Indonesia meningkat sebesar 0,58 derajat Celcius, sehingga tahun itu pun menjadi tahun terpanas kedua sejak kenaikan suhu tahun 1981-2016.
ADVERTISEMENT
World Meteorological Organization (WMO) menyatakan bahwa selama tahun 2019 sudah terjadi kenaikan suhu rata-rata global hingga 1,1 derajat Celcius, sehingga mengakibatkan banyak bencana alam sebagai hasil naiknya suhu bumi selama tahun 2019. Adapun bencana yang terjadi adalah banjir, badai, kekeringan, kebakaran hutan, dan mencairnya es baik di kutub utara maupun selatan.
Berbagai peristiwa itu pada dasarnya berasal dari gaya hidup dan aktivitas manusia dari tahun ke tahun sejak era industri. Pembakaran batu bara untuk menghasilkan energi untuk pabrik saja mengakibatkan peningkatan jumlah karbon dioksida di udara.
Setelah mengetahui perbedaan iklim dan cuaca serta hubungannya dengan perubahan iklim, yuk bersikap lebih ramah dengan lingkungan demi keturunan kita semua.(BRP)