Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Puasa Mutih dalam Tradisi Pengantin Jawa
6 April 2021 8:27 WIB
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Ilustrasi Beras untuk Puasa Mutih, sumber: pixabay](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1617668040/rice-498688_960_720_jeplfm.jpg)
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Mistrik dan Makrifat Sunan Kalijaga yang ditulis oleh Achmad Chodjim (2003: 54), puasa mutih dan nawa merupakan puasa yang mengharuskan orang yang melaksanakannya untuk hanya makan makanan pokok yang tidak ada rasanya atau tawar, juga minumnya pun air tawar. Puasa mutih dan nawa dilakukan selama empat puluh hari, dan bangun waktu subuh sambil membaca kidung yang disertai sabar dan syukur, yang merupakan landasan bagi tercapainya kehendak dan timbulnya daya dari Allah.
ADVERTISEMENT
Manfaat Puasa Mutih
Puasa mutih berasal dari bahasa Jawa yang bermakna memutihkan. Puasa mutih kerap kali dijalankan oleh calon pengantin dalam tradisi pengantin Jawa. Manfaat pelaksanaan puasa mutih, yaitu dipenuhi dengan kesabaran, keuletan, pantang menyerah, dan rasa syukur yang tertanam dalam hati masing-masing calon pengantin.
Puasa mutih juga sebaiknya dilakukan ketika dalam keadaan senggang dengan memanfaatkan kesempatan sebelum datangnya kesempitan. Itulah yang disebut laku tirakat dalam khazanah Islam Jawa. Tirakat sendiri berasal dari kata thariqah, tarekat. Kidung tersebut juga dimaksudkan untuk membebaskan diri dari jeratan hutang.
Baca kidung ini sebelas kali di tengah malam dengan syarat yang sama, yaitu mutih dan nawa selama 40 hari. Adapun doa yang diucapkan untuk membebaskan diri dari hutang yang dibaca pada pagi dan petang sebanyak tiga kali, yaitu:
ADVERTISEMENT
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحُزْنِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ
Sekian penjelasan mengenai puasa mutih dalam tradisi pengantin Jawa berserta tata cara dan manfaatnya. Semoga bermanfaat! (CL)