Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Taqwa: Arti dan Contoh Penerapannya dalam Ajaran Islam
9 November 2021 8:12 WIB
·
waktu baca 5 menitDiperbarui 21 Juni 2022 18:29 WIB
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebagai umat Islam , tentunya sudah tidak asing lagi dengan kata takwa. Sejak kecil umat Muslim sudah diajarkan untuk menjadi hamba yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Hampir di setiap kajian atau ceramah , umat Islam senantiasa diajak untuk selalu beriman dan bertakwa. Lalu, taqwa artinya apa?
Apa yang Dimaksud dengan Takwa?
Dikutip dari Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi oleh Wahyudin Achmad, dkk. (2013: 35), kata takwa secara etimologi berasal dari waqa-yaqi-wiqoyoh yang artinya hati-hati, waspada, mawas diri, memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama Islam secara utuh, dan konsisten (istikamah).
Sementara pengertian takwa secara terminologi memiliki definisi yang beragam. Meskipun beragam, semua definisi itu mengarah kepada satu pengertian, yaitu sikap penjagaan diri seorang hamba terhadap kemurkaan Allah dan siksa-Nya dengan menjalankan semua yang diperintahkan dan menjauhi segala yang dilarang.
Hal tersebut juga dijelaskan oleh Imam Al-Hafizh Ibnu Rajab Al-Hambali yang mengatakan bahwa takwa adalah penjagaan yang dilakukan oleh seorang hamba untuk dirinya terhadap sesuatu yang ditakuti dan dikhawatirkannya, supaya dia terjaga darinya. Penjagaan itu adalah menaati semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
ADVERTISEMENT
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hasyr, ayat 18)
Jika takwa disandarkan kepada firman Allah tersebut, maka makna takwa adalah hanya Allah yang berhak untuk ditakuti dan diagungkan di dalam diri hamba-hamba-Nya, sehingga mereka beribadah dan taat kepada-Nya.
Seperti Apa Orang yang Bertakwa?
Takwa kepada Allah bukan hanya sekadar keinginan dan pernyataan yang bersifat pribadi, tapi takwa itu harus dibuktikan dalam karakter atau sifat-sifat yang tampak dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Karena itu, orang yang ingin mencapai derajat orang bertakwa harus memiliki ciri-ciri tersebut. Ciri-ciri orang bertakwa telah disebutkan dalam beberapa ayat suci Alquran, salah satunya surat Al-Baqarah ayat 117.
Ciri-Ciri Orang Bertaqwa
Dalam surat Al-Baqarah ayat 117, firman Allah menjelaskan ciri-ciri orang bertakwa yang secara umum dapat dikelompokan menjadi lima indikator ketakwaan, yaitu:
ADVERTISEMENT
Apa Perbedaan Taqwa dan Tawakal?
Taqwa berbeda dengan tawakal. Seperti yang telah disebutkan, taqwa artinya penjagaan diri dari kemurkaan Allah dan siksanya-Nya dengan melaksanakan apa yang diperintahkan-Nya dan menahan diri dari melakukan segala larangan-Nya.
Amalan takwa bukan sebatas apa yang terkandung di dalam rukun Islam, seperti syahadat, salat, zakat, dan haji saja. Bukan juga sebatas membaca Alquran dan berzikir. Amanan juga tidak berarti terus-menerus berada di masjid.
Dijelaskan dalam Pendidikan Agama Islam: Materi Pembelajaran Perguruan Tinggi oleh Malikus Solekha (2017: 69), amalan takwa adalah apa saja amalan dan perbuatan di dalam kehidupan yang dilandaskan syariat, baik itu wajib, sunah, mubah, atau apa saja amalan dan perbuatan yang dijauhi dan ditinggalkan baik itu haram maupun makrum. Hal ini termasuk segala perkara yang berlaku dalam kehidupan.
ADVERTISEMENT
Sementara tawakal secara etimologi berasal dari kata wakala yang artinya menyerahkan, mempercayakan, atau mewakilkan urusan kepada orang lain. Secara istilah, tawakal adalah menyerahkan segala perkara dan usaha kepada Allah serta berserah diri sepenuhnya kepada-Nya untuk mendapatkan kemaslahatan atau menolak kemudharatan.
Tawakal merupakan salah satu ciri orang yang beriman. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Anfal ayat 2 yang berbunyi:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakal." (QS. Al-Anfal, ayat 2)
ADVERTISEMENT
Dari ayat tersebut, dapat diketahui bahwa sekalipun seseorang menyatakan bahwa dirinya beriman kepada Allah, tetapi jika dia tidak dapat berserah diri (tawakal) kepada-Nya, maka keimanannya tersebut perlu dipertanyakan. Orang tersebut tidak disebut beriman apabila di dalam dirinya tidak memiliki sifat tawakal.
Seorang umat Muslim dapat dikatakan beriman apabila dia telah bertakwa dan bertawakal. Perbedaan keduanya terletak pada sikapnya. Menurut Nahdlatul Ulama, taqwa merupakan sikap seorang Muslim yang taat dalam menjalankan semua perintah Allah dan meninggalkan seluruh larangan-Nya.
Sementara tawakal merupakan sikap bergantung kepada Allah semata dan mengandalkan-Nya dalam segala urusan, karena Allah adalah pencipta segala sesuatu, manfaat, dan mudharat.
(WWN & SFR)