Konten dari Pengguna

Tata Cara Solat Fardu Sesuai dengan Sunnah Nabi Muhammad Saw.

30 September 2023 17:38 WIB
·
waktu baca 10 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tata cara solat fardu yang diajarkan Nabi Muhammad Saw. Foto: Pexels/Tima Miroshnichenko
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tata cara solat fardu yang diajarkan Nabi Muhammad Saw. Foto: Pexels/Tima Miroshnichenko
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebagai umat Islam, diwajibkan untuk menunaikan solat lima waktu atau yang dikenal dengan solat fardu. Untuk melaksanakannya, tentunya perlu mengetahui tata cara solat fardu.
ADVERTISEMENT
Terlebih, tata cara solat fardu sudah diajarkan Nabi Muhammad saw. secara lengkap. Sehingga, umat Islam perlu mencontohnya agar ibadah yang satu ini semakin sempurna.

Tata Cara Solat Fardu

Ilustrasi tata cara solat fardu yang diajarkan Nabi Muhammad Saw. Foto: Pexels/Michael Burrows
Dijelaskan Syaikh Mutawalli Al-Sya‘rawi dalam bukunya Tirulah Shalat Nabi (2010), tata cara melaksanakan solat fardu sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad saw., yakni

1. Niat

Niat adalah suatu maksud yang dibarengi dengan suatu tindakan (pelaksanaan). Rasulullah saw. bersabda,
“Sesungguhnya setiap amal itu tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang itu akan mendapatkan pahala dari apa yang diniatkannya." (HR. Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907)

2. Takbir

Takbir adalah mengucapkan:
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ
Allahu akbar

3. Mengangkat Kedua Tangan

Nabi Muhammad saw. mengangkat kedua tangannya secara bersamaan, sebelum, dan setelah takbir. Adapun posisi tangan sejajar dengan kedua bahunya ataupun menyejajarkan dengan telinga.
ADVERTISEMENT

4. Meletakkan Tangan Kanan di Atas Tangan Kiri

Dari Sahl bin Sa’ad, ia berkata,
“Dahulu manusia diperintahkan untuk meletakkan tangan kanan di atas lengan tangan kiri dalam shalat.” (HR. Bukhari, no. 740)
Adapun posisi tangan Nabi Muhammad saw. berada pada dadanya.

5. Melihat ke Tempat Sujud

Apabila Nabi Muhammad saw. mengerjakan solat, beliau menundukkan kepalanya dan mengarahkan pandangannya ke tempat sujud.
Beliau melarang dari menengadahkan pandangan ke langit sewaktu melaksanakan solat, seperti halnya beliau melarang menoleh di dalam shalat.
Sebagaimana yang dijelaskan dari Jabir bin Samurah, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda,
“Hendaklah orang-orang yang memandang ke atas (ke langit-langit) saat shalat berhenti atau pandangan itu tidak kembali kepada mereka.” HR. Muslim no. 428)

6. Membaca Doa Iftitah

Setelah melakukan takbir, Nabi Muhammad saw. membaca doa iftitah. Ada beberapa doa iftitah yang dapat diamalkan, di antaranya adalah:
ADVERTISEMENT
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ
Subhaanakallohumma wa bi hamdika wa tabaarokasmuka wa ta’aalaajadduka wa laa ilaha ghoiruk
Artinya: Maha suci Engkau ya Allah, aku memuji-Mu, Maha berkah Nama-Mu. Maha tinggi kekayaan dan kebesaran-Mu, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau.” (HR. Muslim, no. 399, Abu Daud, no. 775, Tirmidzi, no. 242, Ibnu Majah, no. 804).
اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًاوَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًاوَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً
Allah Mahabesar dan segala pujian hanya terpanjat kepada Allah, dan Mahasuci Allah pada setiap pagi dan petang. ((HR. Abu Daud, no. 764; Ibnu Majah, no. 807; Ahmad, 4:80,85)
اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ
ADVERTISEMENT
Allohumma baa’id baynii wa bayna khothoyaaya kamaa baa’adta baynal masyriqi wal maghrib. Allohumma naqqinii min khothoyaaya kamaa yunaqqots tsaubul abyadhu minad danas. allohummagh-silnii min khothoyaaya bil maa-i wats tsalji wal barod (HR. Bukhari no. 744, Muslim no. 598, dan An-Nasa’i no. 896)

7. Membaca Doa Isti’adzah

Nabi Muhammad saw. membaca doa isti’adzah atau doa memohon perlindungan kepada Allah Swt. dari godaan setan. Doa yang dapat diamalkan, yakni
أَعُوذُ بِاللَّهِ السَّمِيعِ الْعَلِيمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ مِنْ هَمْزِهِ وَنَفْخِهِ وَنَفْثِهِ
A’udzu billahis samii’il ‘aliim, minasy syaithoonir rojiim min hamzihi wa nafkhihi wa naftsih
Artinya: aku berlindung kepada Allah Yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui dari gangguan setan yang terkutuk, dari kegilaannya, kesombongannya, dan nyanyiannya yang tercela–atau syair atau sihirnya.” (HR. Abu Daud, no. 775 dan Tirmidzi, no. 242)
ADVERTISEMENT
Selain itu bisa dengan membaca:
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
A’udzu billahi minasy syaithonir rojiim
Artinya: aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk.

8. Membaca Surat Al-Fatihah

Nabi Muhammad saw. biasa membaca basmalah secara pelan. Sebagaimana yang dijelaskan Anas, ia berkata,
“Aku pernah shalat bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, juga bersama Abu Bakar, ‘Umar dan ‘Utsman, aku tidak pernah mendengar salah seorang dari mereka membaca ‘ bismillahir rahmanir rahiim'.” (HR. Muslim, no. 399).
Meski demikian, Nabi Muhammad saw. terkadang mengeraskannya. Kemudian dilanjutkan dengan membaca Surat Al-fatihah secara keras dari awal sampai akhir.

9. Mengucapkan Amin setelah Al-Fatihah

Dijelaskan dari Abu Hurairah, ia berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bila selesai membaca Al-Fatihah, beliau mengangkat suaranya dan membaca Aamiin.” (HR. Ad-Daruquthni, 1:335; Al-Hakim, 1:223)
ADVERTISEMENT

10. Membaca Ayat Al-Quran setelah Surat Al-Fatihah

Setelah selesai membaca Al-Fatihah, dianjurkan untuk membaca beberapa ayat dalam Al-Quran pada dua rakaat subuh, dua rakaat solat Jumat, dua rakaat pertama solat Zuhur, Asar, Magrib, dan Isya.

11. Rukuk

Nabi Muhammad saw. setelah membaca Al-Fatihah dan ayat lainnya, beliau berhenti sejenak sekadar untuk mengambil nafas.
Lalu, beliau mengangkat kedua tangannya seperti ketika mengangkatnya sewaktu takbiratul ihram, kemudian bertakbir dan rukuk hingga semua anggota tubuhnya menjadi sejajar.
Beliau meletakkan dan melekatkan tangannya pada lutut. Beliau juga merenggangkan jari-jarinya, seakan-akan memegang lututnya dengan rapat.
Doa yang dapat diamalkan yakni:
سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيمِ
Subhanaa robbiyal ‘azhim
Artinya: Maha Suci Rabbku Yang Maha Agung).” (HR. Muslim no. 772).
Selain itu dapat dengan membaca,
سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ رَبُّ الْمَلاَئِكَةِ وَالرُّوحِ
ADVERTISEMENT
Subbuhun qudduus, robbul malaa-ikati war ruuh
Artinya: Mahasuci, Maha Qudus, Rabbnya para malaikat dan ruh.” (HR. Muslim no. 487)

12. Berdiri dari Rukuk

Kemudian, Nabi Muhammad saw. mengangkat kepalanya. Minimal dengan mengembalikan tulang punggungnya seperti sebelum rukuk.
Doa yang dapat diamalkan, yakni
رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ
robbana wa lakal hamdu
Artinya: Wahai Rabb kami, bagi-Mu segala puji. (HR. Bukhari no. 689 dan Muslim no. 411)

13. Sujud

Tata cara dari bersujud adalah mengucapkan Allahu akbar, lalu merunduk sambil bersujud dengan meletakkan tangannya sebelum lutut ataupun lutut terlebih dahulu daripada tangannya.
Apabila bersujud, Nabi Muhammad saw. beliau menempelkan kening, hidung, lutut, telapak tangan, dan ujung jari kakinya ke tanah seraya menghadap ke arah kiblat.
Seperti yang dijelaskan Ibnu ‘Abbas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ADVERTISEMENT
“Aku diperintahkan bersujud dengan tujuh bagian anggota badan: Dahi (termasuk juga hidung, beliau mengisyaratkan dengan tangannya), telapak tangan kanan dan kiri, lutut kanan dan kiri, dan ujung kaki kanan dan kiri. ” (HR. Bukhari no. 812 dan Muslim no. 490)
Sedangkan posisi tangan beliau dengan merenggangkan lengannya dari sisinya dan meletakkan telapak tangan dalam posisi sejajar dengan pundak atau telingannya.
Doa yang dapat diamalkan yakni:
سُبْحَانَ رَبِّىَ الأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
Subhana robbiyal a’laa wa bi hamdih
Artinya: Maha Suci Rabbku Yang Maha Tinggi dan pujian untuk-Nya)”. Ini dibaca tiga kali. (HR. Abu Daud no. 870)
Selain itu bisa dengan membaca,
سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ رَبُّ الْمَلاَئِكَةِ وَالرُّوحِ
Subbuhun qudduus, robbul malaa-ikati war ruuh
ADVERTISEMENT
Artinya: Mahasuci, Maha Qudus, Rabbnya para malaikat dan ruh” (HR. Muslim no. 487)

14. Duduk di antara Dua Sujud

Kemudian, Nabi Muhammad saw. mengangkat kepalanya seraya bertakbir. Lalu, beliau duduk dengan tenang hingga setiap anggota tubuhnya itu kembali ke tempatnya masing-masing.
Beliau membentangkan kaki kanannya dan duduk di atasnya. Beliau juga merenggangkan kaki kanannya, sedangkan jari-jari kakinya menghadap ke arah kiblat.
Sewaktu duduk, beliau membaca:
رَبِّ اغْفِرْ لِي ، وَارْحَمْنِي ، وَاجْبُرْنِي ، وَارْفَعْنِي ، وَارْزُقْنِي ، وَاهْدِنِي
Robbighfirlii warhamnii, wajburnii, warfa’nii, warzuqnii, wahdinii
Artinya: Ya Allah ampunilah aku, rahmatilah aku, perbaikilah keadaanku, tinggikanlah derajatku, berilah rezeki dan petunjuk untukku.” (HR. Ahmad, 1:371)
اللَّهمَّ اغفِر لي وارحَمني واجبُرني واهدِني وارزُقني
Allohummaghfirli warahmnii, wajburnii, wahdini, warzuqnii
Artinya: Ya Allah ampunilah aku, rahmatilah aku, cukupkanlah aku, berilah aku petunjuk, dan berilah rezeki. (HR. At Tirmidzi no.284)
ADVERTISEMENT

15. Duduk Tasyahud

Jika duduk di rakaat kedua, Nabi Muhammad saw. duduk di kaki kirinya dan menegakkan kaki kanannya Jika beliau duduk di rakaat terakhir, beliau mengeluarkan kaki kiri dan menegakkan kaki kanannya, duduk di lantai saat itu.
Adapun saat duduk tasyahud, tangan kiri diletakkan di lutut kiri, sedangkan tangan kanan diletakkan di lutut kanan. Lalu ia berisyarat dengan menggenggam simbol lima puluh tiga dan berisyarat dengan jari telunjuk.
Maksudnya adalah jari kelingking, jari manis dan jari tengah digenggam, lalu jari telunjuk memberi isyarat, sedangkan jari jempol berada di samping jari telunjuk)
Selain itu, beliau Beliau menggenggam seluruh jari-jarinya dan menunjuk dengan jari yang ada di sebelah ibu jari.
Sedangkan pandangannya tidak melebihi isyarat jari. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits,
ADVERTISEMENT
“Janganlah pandangannya melebihi isyarat jarinya.” (HR. Abu Daud, no. 990)
Adapun doa yang diamalkan yakni:
التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ
At tahiyyaatul mubaarokaatush sholawaatuth thoyyibaat lillah. Assalaamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullahi wa barokaatuh. Assalaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillahish sholihiin. Asyhadu alla ilaaha illallaah wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rosuuluh
Artinya: Segala ucapan selamat, keberkahan, shalawat, dan kebaikan adalah bagi Allah. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan barakah-Nya. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan pula kepada kami dan kepada seluruh hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba-Nya dan utusan-Nya)” (HR. Muslim no. 403).
ADVERTISEMENT
Selain itu, bisa dengan bacaan,
التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ ، السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
At tahiyyaatu lillaah, wash shalawaatu wath thayyibaat. Assalaamu’alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wa barokaatuh. As salaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillaahish shoolihiin. Asyhadu al laa ilaaha illallaah wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rosuuluh
Artinya: Segala ucapan selamat, shalawat, dan kebaikan adalah bagi Allah. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan barakah-Nya. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan pula kepada kami dan kepada seluruh hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba-Nya dan utusan-Nya).” (HR. Bukhari no. 6.265).
ADVERTISEMENT

16. Tasyahud Akhir

Pada tasyahud akhir adalah sholawat kepada nabi. Adapun doa yang dapat diamalkan, yakni
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
Allahumma sholli ‘ala muhammad wa ‘ala aali muhammad kamaa shollaita ‘ala ibroohim wa ‘ala aali ibrohim, innaka hamidun majiid. allahumma baarik ‘ala muhammad wa ‘ala aali muhammad kamaa baarokta ‘ala ibrohim wa ‘ala aali ibrohimm innaka hamidun majiid
Artinya: Ya Allah, semoga shalawat tercurah kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana tercurah pada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, semoga berkah tercurah kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana tercurah pada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia).” (HR. Bukhari no. 4.797 dan Muslim no. 406).
ADVERTISEMENT

17. Doa Berlindung dari Empat Hal

Setelah tasyahud dan sebelum salam, Nabi Muhammad saw. membaca doa dari empat hal. Doa tersebut yakni:
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ وَفِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَشَرِّ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
Allahumma inni a’udzu bika min ‘adzabil qobri, wa ‘adzabin naar, wa fitnatil mahyaa wal mamaat, wa syarri fitnatil masihid dajjal
Artinya: Ya Allah, aku meminta perlindungan kepada-Mu dari siksa kubur, siksa neraka, penyimpangan ketika hidup dan mati, dan kejelekan Al-Masih Ad-Dajjal).” (HR. Muslim,no. 588)

18. Salam

Kemudian, Nabi Muhammad saw. mengucapkan salam ke sebelah kanannya sehingga terlihat putih pipi kanannya. Beliau mengucapkan salam ke sebelah kiri sehingga terlihat putih pipi kirinya.
Ada beberapa macam bacaan salam, di antaranya adalah:
ADVERTISEMENT
Demikianlah tata cara solat fardu sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad saw. Semoga informasi di atas dapat diamalkan dan melanjutkan amalan-amalan beliau. (MZM)