Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Tokoh Belanda yang Menentang Sistem Tanam Paksa Pada Masa Penjajahan
17 November 2021 8:23 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Dalam sejarah masa penjajahan, tepatnya pada tahun 1830, Indonesia melalui periode tanam paksa atau Cultuurstelsel. Kebijakan ini dkeluarkan oleh Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch dari VOC. Namun ternyata, tak semua orang Belanda mendukung kegiatan tanam paksa ini. Tokoh belanda yang menentang sistem tanam paksa adalah Baron van Hoevell, Douwes Dekker, dan Fransen De Putte. Seperti apa sosok mereka?
ADVERTISEMENT
Sejarah Sistem Tanam Paksa
Pada tahun 1834 lahirlah Lembaran Negara tahun 1834 Nomor 22 yang mengatur mengenai ketentuan sistem tanam paksa. Pada dasarnya sistem ini memaksa setiap desa untuk menyisihkan sebagian tanahnya untuk ditanami komoditas ekspor seperti kopi, tebu, dan indigo.
Menurut buku Keuntungan Kolonial dari Kerja Paksa (2014:68) karya Jan Breman, tuntutan VOC kepada petani ini juga ditambah dengan kewajiban menyetorkan biji kopi ke gudang VOC dengan bayaran yang sudah ditetapkan oleh VOC. Monopoli dagang dari VOC juga melarang orang luar khususnya pedagang Cina untuk masuk ke wilayah-wilayah tanam paksa tersebut.
Tokoh Belanda yang Menentang Sistem Tanam Paksa
Tak semua orang Belanda mendukung kebijakan tanam paksa. Terdapat beberapa tokoh Belanda yang menolak kebijakan tanam paksa ini karena dianggap tidak humanis, di antaranya Baron van Hoevell, Fransen de Putte, dan Eduard Douwes Dekker.
ADVERTISEMENT
Eduard Douwes Dekker
Douwes Dekker bisa dibilang adalah salah satu tokoh Belanda yang terkenal menentang sistem tanam paksa. Pada tahun 1860, dengan menggunakan nama samaran Multatuli, Douwes Dekker mengarang buku berjudul Max Havelaar.
Buku tersebut berisi tuntutan kepada pemerintah Belanda untuk lebih memperhatikan kehidupan bangsa Indonesia dengan memberikan pendidikan yang layak, membangun saluran pengairan, serta memindahkan penduduk dari daerah yang padat ke daerah yang jarang penduduknya.
Fransen de Putte
Fransen de Putte merupakan tokoh liberal Belanda yang gencar menyerang sistem kolonial yang mengeksploitasi sumber daya manusia di Indonesia dengan cara kerja paksa. Beliau menulis buku yang berjudul Suiker Contracten sebagai protesnya terhadap kegiatan tanam paksa.
Melalui parlemen Belanda, Fransen de Putte juga terus berupaya menghapus berbagai pelanggaran dan aturan pemerintah Belanda yang dianggap merugikan orang Indonesia.
ADVERTISEMENT
Baron van Hoevell
Baron van Hoevell adalah salah satu tokoh Parlemen Belanda yang juga menganggap kebijakan pemerintah Belanda tidak pro-rakyat. Bersama dengan Fransen de Putte, Baron berupaya menghapuskan sistem tanam paksa melalui parlemen, dan tidak berhenti berjuan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia meskipun ia sempat diusir oleh Pemerintah Belanda.
Itulah sejarah beberapa tokoh Belanda yang menentang sistem tanam paksa di Indonesia. Semoga informasi ini bermanfaat. (AGI)