Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Tradisi Puasa Sebelum Menikah bagi Calon Pengantin Jawa
1 Februari 2022 17:36 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam melangsungkan pernikahan adat, pasti ada beberapa tradisi yang biasanya dilakukan oleh para calon pengantin. Begitu pula pada pernikahan adat Jawa. Salah satu tradisi yang tak jarang dilakukan oleh calon pengantin perempuan adalah puasa sebelum menikah atau yang lebih dikenal dengan puasa mutih. Sebenarnya bagaimana tradisi ini dilakukan? Simak ulasannya dalam artikel berikut.
ADVERTISEMENT
Tradisi Puasa Sebelum Menikah bagi Calon Pengantin Jawa
Dalam buku 30 Langkah Menuju Nikah karya Ahmad Masrul (2016), dijelakan bahwa puasa sebelum menikah atau puasa mutih adalah salah satu ritual yang dilakukan dalam pernikahan adat Jawa. Meski begitu, kepercayaan ini bukan bagian dari ajaran keagamaan sehingga tidak wajib untuk dilakukan. Berbeda halnya bagi mereka yang ingin menghormati leluhur dan melestarikan kebudayaan.
Puasa mutih sendiri adalah bagian dari ritual kebudayaan yang melekat pada aliran kejawen di tanah Jawa. Ritual ini dilakukan dengan cara tidak makan dan minum selain yang berwarna putih. Artinya, mereka yang melakukan puasa mutih hanya boleh makan nasi putih, putih telur, dan air putih.
Adapun tujuan melaksanakan ritual puasa mutih sebelum menikah adalah untuk menghormati sekaligus melestarikan kebudayaan leluhur. Tidak hanya itu, ritual ini juga bertujuan untuk memohon kelancaran pada setiap prosesi pernikahan yang dilakukan. Menariknya lagi, konon bagi calon pengantin yang melakukan puasa mutih akan menambah aura calon pengantin ketika pernikahan digelar.
ADVERTISEMENT
Selain itu, puasa mutih tidak hanya fokus pada aturan makanan dan minuman yang diperbolehkan saja, namun juga pada waktu pelaksanaan dan cara menjalankannya. Untuk waktu pelaksanaan puasa mutih yang paling ideal adalah tiga hari sebelum hari pernikahan.
Puasa mutih tersebut harus dilakukan selama tiga hari berturut-turut. Menurut kepercayaan masyarakat Jawa , melakukan puasa mutih selama tiga hari dapat membuka kecantikan pengantin wanita dan menambah aura ketampanan pengantin pria.
Maka dari itu, tidak heran jika banyak calon pengantin Jawa yang melaksanakan puasa sebelum menikah yaitu mutih ini sebelum hari pernikahan mereka. Semoga informasi tentang puasa mutih tersebut bermanfaat. (Anne)