Konten dari Pengguna

Tri Koro Dharmo: Sejarah, Tokoh dan Tujuannya

2 Desember 2021 12:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Tri Koro Dharmo, sumber foto: (History_photo) by Unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tri Koro Dharmo, sumber foto: (History_photo) by Unsplash.com
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Sejarah untuk Kelas 2 SMA oleh Habib Mustopo (2005), Tri Koro Dharmo merupakan suatu organisasi yang didirikan di Jakarta pada 7 Maret 1915. Tri Koro Dharmo memiliki makna “tiga tujuan mulia” yang mencakup sakti, budi, bhakti.
ADVERTISEMENT
Organisasi ini memiliki tujuan untuk mencapai kejayaan dengan cara mengokohkan persatuan antarpemuda yang berasal dari Jawa, Madura, Sunda, Bali, dan Lombok.

Sejarah Trikoro Dharmo

Pada tahun 1918, Trikoro Dharmo mengubah namanya menjadi Jong Java. Kegiatan yang dilakukan berkutat pada bidang sosial, budaya, pendidikan, seni, dan lainnya.
Pada kongres yang diadakan tahun 1922, diputuskan bahwa Jong Java tidak akan menyentuh kegiatan yang berbau politik dan anggotanya tidak akan masuk partai politik.
Agar dapat mencapai tujuannya, salah satu upaya yang dilakukan organisasi ini yaitu dengan menambah pengetahuan umum para anggotanya, memupuk tali persaudaraan antarmurid bumiputra, sekolah guru, dan sekolah kejuruan, dan membangkitkan dan meningkatkan rasa patriotisme untuk Indonesia, khususnya Jawa.

Tujuan Tri Koro Dharmo

Ilustrasi Tri Koro Dharmo, sumber foto: (History_photo) by Unsplash.com
Trikoro Dharmo mempunyai tiga aturan pokok, di antaranya sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Tokoh Tri Koro Dharmo
Siapa saja tokoh yang terlibat dalam gerakan Trikoro Dharmo? Inilah nama-nama anggotanya:
• Dr. Satiman Wirjosandjojo (Ketua).
• Wongsonegoro (Wakil Ketua).
• Muslich (Anggota).
• Mosodo (Anggota).
• Abdul Rahman (Anggota).
Memang, tujuan utama dari organisasi ini adalah untuk mencapai Jawa raya dengan cara memperkuat rasa persatuan antar-pemuda Jawa, Madura, Sunda, Lombok dan Bali. Namun, sifatnya yang sangat Jawa sentris membuat para pemuda di luar suku Jawa menjadi kurang senang.
Untuk menghindari konflik antaranggota, maka Trikoro Dharmo mengubah namanya menjadi Jong Java (Pemuda Jawa) pada kongresnya pada 12 Juni 1918 di Solo. Hal ini dimaksudkan untuk merangkul para pemuda yang berasal dari Madura, Bali, maupun Sunda.
ADVERTISEMENT
Seiring dengan diubahnya nama Trikoro Dharmo menjadi Jong Java, maka pemuda-pemuda dari daerah lain juga mendirikan organisasi serupa, seperti Jong Ambon, Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa, Jong Selebes, Jong Batak, dan lain-lain.
(DLA)