5 Pernyataan Donald Trump yang Nyaris Bikin Perang Dunia III

Berita Viral
Membahas isu-isu yang lagi viral
Konten dari Pengguna
23 Juni 2020 15:41 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Presiden AS Donald Trump berbicara di podium, di tengah pendukungnya saat kampanye di Tulsa, Oklahoma, AS, 20 Juni 2020. Foto: Leah Millis/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden AS Donald Trump berbicara di podium, di tengah pendukungnya saat kampanye di Tulsa, Oklahoma, AS, 20 Juni 2020. Foto: Leah Millis/REUTERS
ADVERTISEMENT
Dunia sempat tegang setelah serangan udara melalui pesawat tanpa awak (drone) milik Amerika Serikat menewaskan pemimpin Pasukan Quds Garda Revolusi Iran, Jenderal Qassem Soleimani. Insiden yang terjadi di Bandara Baghdad, Irak, itu membuat hubungan AS dan Iran kembali memanas.
ADVERTISEMENT
Pihak pentagon menduga Qassem dan sejumlah petinggi militer Iran sedang rencana penyerangan diplomat dan militer AS di Timur Tengah. Oleh karena itu, Presiden AS Donald Trump menyebut melakukan serangan lebih dulu demi mencegah aksi tersebut.
Terkait konflik tersebut, banyak pihak kemudian mengaitkannya sebagai penanda dimulainya Perang Dunia III. Selain itu, ada juga pernyataan lain Donald Trump yang nyaris memantik Perang Dunia III. Berikut ulasannya.

1. Cuitan Soal Agresi Militer AS ke Korut

Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberikan tanggapan tentang pandemi virus corona atau COVID-19 kepada negaranya di Gedung Putih, Washington, AS. Foto: Doug Mills/Pool via REUTERS
Donald Trump pernah menggemparkan para petinggi Pentagon dengan sebuah cuitan - yang seandainya dikirim - bisa memicu perang dengan Korea Utara. Sebab, cuitan tersebut menandakan agresi militer AS ke Korut.
Kecerobohan tersebut diungkapkan wartawan senior Bob Woodward. Korut pun telah memperingatkan bahwa cuitan tersebut merupakan isyarat AS untuk melancarkan serangan terhadap negaranya.
ADVERTISEMENT

2. Trump Akan Hancurkan Korut

Presiden AS Donald TrumpFoto: REUTERS/Al Drago
Donald Trump pada tahun-tahun sebelumnya memang kerap melancarkan ancaman terbuka terhadap Korea Utara. Bahkan, ia pernah mengatakan bahwa negaranya akan menghancurkan Korut jika terpaksa harus mempertahankan diri atau mempertahankan sekutu-sekutunya. Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam Sidang Umum PBB di New York pada 19 September 2017.

3. Mengejek Kim Jong-un

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Foto: KCNA / via REUTERS
Tak hanya memberikan ancaman, Trump juga sempat mengejek pemimpin Korut, Kim Jong-un. Dalam pidatonya di PBB, ia menyebut Kim Jong-un sebagai "litle rocket man" yang sedang menjalankan misi bunuh diri. Dalam melayangkan pernyataan kontroversialnya itu, ia sembari memamerkan kemampuan senjata nuklir AS.

4. Sebut Iran Merupakan Kediktatoran Korup

Presiden AS Donald Trump berbicara di podium, di tengah pendukungnya saat kampanye di Tulsa, Oklahoma, AS. 20 Juni 2020. Foto: Leah Millis/REUTERS
Tak hanya mengeluarkan ancaman terhadap pemerintah Iran, Donald Trump juga melayangkan serangan verbal kepada Iran. Ia menyebut Iran merupakan "kediktatoran korup" yang berniat menggoyah Timur Tengah. Lebih lanjut, ia juga menyerukan ke pemerintah Iran agar tidak lagi mendukung terorisme.
ADVERTISEMENT
Lebih dari itu, Trump juga mengkritik perjanjian AS-Iran yang diteken di masa pemerintahan Presiden Barack Obama terkait program nuklir Iran. Trump menyebut perjanjian tersebut memalukan.

5. Sebut AS Tak Tinggal Diam Jika Iran Balas Dendam Atas Kematian Qassem

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Presiden Iran, Ayatulloh Ali Khamenei. Foto: Reuters, AFP
Pemimpin besar Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayyid Ali Khamenei mengecam keras aksi brutal yang dilakukan AS. Apalagi aksi tersebut menewaskan perwira tinggi Iran, Jenderal Qassem Soleimani. Khamenei menyebut pihaknya tidak akan tinggal diam terhadap aksi brutal AS tersebut. Iran mengaku akan melakukan balas dendam.
Terkait hal itu, Presiden Donald Trump pun memberikan respons. Ia menyebut AS juga tidak akan tinggal diam seandainya Iran melakukan balas dendam dan kembali menyerang. Oleh karena itu, banyak masyarakat dunia yang menyebut konflik itu dinilai sebagai penanda PD III. (zhd)
ADVERTISEMENT