Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Berkenalan dengan Wanita Suku Karen di Thailand yang Wajib Memanjangkan Leher
6 Oktober 2020 16:00 WIB
Tulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Tak hanya terkenal dengan candi yang megah nan eksotik atau street food yang murah dan menguggah selera saja, di balik itu ada hal menarik yang kadang terlewatkan.
Salah satu hal yang menjadi keunikannya adalah Suku Karen. Yap, suku yang terkenal dengan leher panjang ini berada di Thailand, tepatnya berada di bagian utara Thailand.
Jika ingin melihat keunikan suku tersebut, kamu bisa mengunjungi Baan Tong Luang yang berada di Chiang Rai.
Faktanya Suku Karen bukanlah suku asli Thailand, melainkan berasal dari dataran tinggi Tibet. Kemudian mereka pindah ke Myanmar, tepatnya di Karen State yang berbatasan langsung dengan Thailand.
Beberapa etnis pindah ke Thailand karena bentrok dengan pemerintah setempat. Suku Karen menganut animisme, namun kini sebagian kecil dari mereka menganut agama Kristen.
ADVERTISEMENT
Wanita Suku Karen mewajibkan dirinya untuk memanjangkan leher dengan tumpukan kawat dari kuningan. Wanita Suku Karen menganggap semakin panjang leher mereka, maka akan semakin cantik di mata pria. Tradisi ini diberikan sejak para wanitanya berusia remaja agar lehernya tampak lebih panjang.
Jika bertambah usia maka jumlah kuningan di lehernya pun juga akan bertambah. Wanita Suku Karen juga tak boleh melepas tumpukan kawat yang mereka pakai meski sedang melakukan aktivitas.
Tak hanya leher saja, bahkan kaki dan tangan juga mereka pasang kawat kuningan tersebut. Kalung besi ini dilepas ketika menikah, melahirkan dan meninggal dunia. Atau ketika akan dibersihkan.
Kalung besi ini juga digunakan untuk menjaga mereka agar terhindar dari serangan binatang buas. Dahulu, Suku Karen hidup di pedalaman sehingga tak heran jika mereka sewaktu-waktu bisa bertemu dengan hewan-hewan buas.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu saja, mereka juga dapat membuat kerajinan tenun hingga ukiran kayu. Tenun yang mereka buat biasanya untuk dipakai sebagai selimut, pakaian, topi hingga kaus kaki. Keahlian menenun itu diwariskan secara turun-temurun.
(mon)