Bermodal Sepeda dan Kincir Bekas, Bocah Putus Sekolah Ciptakan Generator Listrik

Berita Viral
Membahas isu-isu yang lagi viral
Konten dari Pengguna
20 Maret 2022 10:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
William Kamkwamba berhasil menciptakan generator listrik dari sepeda dan kincir bekas. Foto: istimewa.
zoom-in-whitePerbesar
William Kamkwamba berhasil menciptakan generator listrik dari sepeda dan kincir bekas. Foto: istimewa.
ADVERTISEMENT
Ide bisa datang dari mana saja, termasuk dari keadaan yang sangat sulit sekalipun. Hal itu yang dialami William Kamkwamba ketika mendapatkan ide untuk menciptakan alat penghasil energi listrik bertenaga angin.
ADVERTISEMENT
William lahir di Malawi (Afrika Timur) pada 1987. Dia harus berhenti sekolah di usia 13 tahun ketika keluarganya mengalami kelaparan parah sama seperti warga Malawi yang lain.
Karena tak punya uang, orang tuanya tak mampu membayar biaya sekolah William karena ladang mereka mengalami kekeringan. Alhasil William terpaksa meninggalkan bangku sekolahnya.
Dikutip dari Green Network Asia, William tetap terus belajar meski tak lagi bersekolah. Dia pun memperkaya pengetahuan dengan membaca banyak buku di perpustakaan daerah.
Pada usia 14 tahun ia banyak menghabiskan waktu di sana. Hobinya membaca berbagai buku pengetahuan, terutama buku-buku sains. Saat itu, keadaan Malawi juga membuat ia belum mengenal komputer dan juga mesin pencarian seperti Google untuk menggali informasi.
ADVERTISEMENT
Karena keadaan memaksa yang membuat dia menghabiskan waktu dengan membaca buku, William mendapatkan ide menciptakan energi listrik. Ide tercipta ketika dia menemukan sebuah buku berbahasa Inggris berjudul 'Using Energy'.
Meski tak bisa bahasa Inggris, namun William tertarik dengan buku tersebut. Di halaman sampul terdapat gambar kincir angin yang mengilustrasikan bahwa tenaga angin bisa diubah menjadi energi listrik.
Dia kemudian hanya melihat gambar-gambar di buku tersebut dan berusaha memahaminya tanpa membaca tulisannya. Dari situlah idenya datang.
Apalagi William juga menyadai daerahnya membutuhkan air dan lisrik. Misalnya pertanian di desanya sangat kritis karena kurangnya pengairan yang akan efektif jika menggunakan pompa. Ditambah listrik di Malawi pada sekitar 2001 sangat langka, hanya 2 persen masyarakat pedesaan di Malawi yang bisa menikmati aliran listrik.
ADVERTISEMENT
Dia kemudian mulai membangun generator listrik denga memanfaatkan barang-barang bekas. Mulai dari kayu-kayu bekas bangunan untuk pondasi menara, kincir bekas traktor, hingga sepeda bekas.
Semua benda-benda tak terpakai itu ia sulap menjadi sebuah generator penghasil listrik. Kincir bekas traktor yang dihubungkan dengan roda sepeda kemudian berputar karena angin.
Ketika kincir itu terus berputar seketika itu juga empat rumah yang sudah disambung dengan kabel mulai menyala. Orang-orang sekitar yang tadinya menerenyitkan dahi langsung bersorak melihat hal itu.
Karena generator itu berhasil, William kemudian menciptakan tiga generator serupa untuk memperluas jangkauan aliran listrik bertenaga angin ini. Berkat inovasinya itu, desa tempat tinggal William bisa merasakan manfaat listrik untuk kehidupan sehari-hari.
Rumah-rumah di desanya pun mendapat pasokan listrik untuk penerangan sekadarnya setiap malam. Setidaknya rumah-rumah itu tak lagi gelap.
ADVERTISEMENT
Bahkan William juga membuat kincir yang lebih besar dan pompa bertenaga surya untuk dijadikan sebagai penyuplai daya listrik bagi irigasi pertanian warga.
Generator listrik dari kincir angin memang bukan penemuan baru. Namun ciptaan William itu menjadi solusi kehidupan warga desanya yang patut diapresiasi.
Sampai akhirnya dia kemudian mendapatkan beasiswa penuh dari Dartmouth College, Hanover, AS untuk melanjutkan studinya. William kemudian lulus dari jurusan studi lingkungan pada 2014.
Kisah inovatif dari William ini mendapat respons beragam dari warganet usai diposting oleh akun @catatanunik di Instagram.
"Betul emang orang kulit hitam punya kekuatan lebih didalam dirinya," celetuk seorang warganet.
"The boy who harnessed the wind," timpal yang lain. (ace)