Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Gambaran Bumi Jika Manusia Tak Pernah Ada Versi Ilmuwan
30 Desember 2021 10:36 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Usia Bumi mungkin sudah 'tak muda' lagi. Sejak ribuan tahun silam, Bumi menjadi tempat tinggal manusia dengan beragam ciptaannya untuk mendukung kehidupan.
ADVERTISEMENT
Di era modern, tak dipungkiri manusia menciptakan banyak hal. Mulai dari pembangunan kota dengan segala gedung-gedung pencakar langit, hingga monumen-monumen kuno seperti Piramida.
Pertanyaan yang kerap muncul adalah bagaimana Bumi jika tanpa manusia? Hal ini yang coba dijawab beberapa ilmuan, sebagaimana dikutip dari Live Science.
Beberapa ilmuwan melukiskan, jika Bumi tak diisi oleh manusia, maka seluruh daratan di planet ini masih berupa hutan belantara yang terhampar. Tak cuma itu, juga masih berlimpahnya spesies, dari yang familiar hingga yang tidak begitu familiar.
Ahli paleontologi dan profesor di Flinders University, Australia, Trevor Worthy menyebut, Bumi akan menjadi tempat yang jauh lebih bervegetasi dengan melimpahnya hewan berukuran besar yang tersebar di semua benua, kecuali Antartika.
ADVERTISEMENT
Ia juga menyebut dunia tanpa manusia modern juga memungkinkan kerabat manusia yang telah punah seperti Neanderthal akan tetap ada. Pun tidak diragukan lagi spesies tersebut juga akan mengubah lanskap Bumi masa kini.
Pada 2015, Soren Faurby, dosen senior zoologi di Universitas Gothenburg di Swedia memimpin sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Diversity and Distributions. Jurnal itu membahas bahwa tanpa manusia, Bumi sebagian besar akan menyerupai Serengeti modern, ekosistem Afrika yang penuh dengan kehidupan alam.
Jika menilik skenario tersebut, maka hewan yang mirip dengan yang ditemukan di Serengeti saat ini termasuk gajah, badak, dan singa, akan hidup di seluruh Eropa.
Sementara itu, benua Amerika akan menjadi rumah bagi kerabat gajah dan beruang besar bersama dengan spesies unik lain seperti armadillo seukuran mobil yang disebut Glyptodon dan kungkang tanah raksasa.
ADVERTISEMENT
Artinya, Faurby menyebut, Bumi tanpa manusia, maka yang terjadi akan ada keragaman mamalia besar yang jauh lebih besar.
Di sisi lain, manusia telah membentuk gambaran Bumi dan membangun banyak hal dengan mengorbankan banyak spesies. Sebut saja dodo (Raphus cucullatus) hingga harimau Tasmania (Thylacinus cynocephalus).
Tentu saja, kegiatan manusia dalam menciptakan penyokong kehidupan telah mendorong kepunahan mahkluk hidup lain melalui aktivitas seperti perburuan dan perusakan habitat.
Hal itu sebagaimana keyakinan sebagian ahli yang percaya bahwa manusia memainkan peran kunci dalam musnahnya banyak mamalia besar sejak ribuan tahun yang lalu. Menurut Faurby, Bumi akan menjadi tempat yang jauh lebih liar tanpa keberadaan manusia.
Dalam 200 tahun sejak kedatangan manusia, ada sembilan spesies moa dilaporkan punah bersama dengan setidaknya 25 spesies vertebrata lainnya. Termasuk elang raksasa Haast (Hieraaetus moorei) yang memburu moa.
ADVERTISEMENT
Moa raksasa dan elang Haast adalah contoh terbaru dari hewan besar yang kepunahannya secara definitif terkait dengan aktivitas manusia. Mereka banyak diburu dan perusakan habitat oleh manusia. (ace)