Pasutri Kawin Cerai Tiap Tiga Tahun Hanya demi Sebuah Nama Belakang

Berita Viral
Membahas isu-isu yang lagi viral
Konten dari Pengguna
3 April 2022 17:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pernikahan. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pernikahan. (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Pasangan suami dan istri yang enggan melepaskan nama belakang mereka belakangan menjadi sorotan. Sebab, mereka punya cara unik agar bisa saling menggunakan nama belakang masing-masing, yakni dengan kawin cerai setiap tiga tahun.
ADVERTISEMENT
Seperti yang diketahui, beberapa negara mengharuskan pasutri mengambil nama belakang dari salah satunya untuk pencatatan sipil. Jepang menjadi salah satu negara yang menerapkannya.
Hanya saja, mengutip Mainichi, pasutri asal Tokyo, Jepang ini tidak rela melepas nama belakang masing-masing. Alhasil, seperti yang disebutkan sebelumnya, mereka memakai cara kawin cerai setiap tiga tahun untuk menggunakan nama belakang masing-masing.
Pasutri Jepang. (Foto: Mainichi/Kayo Mukuda)
Diceritakan kemudian asal muasal cara tersebut oleh pasutri yang sama-sama berusia 32 tahun asal Hachioji itu. Semua bermula ketika mereka bertemu di bangku kuliah, setelah berpacaran beberapa bulan, akhirnya memutuskan untuk menikah.
Namun, ketika itu mereka sempat berdebat karena sang perempuan enggan mengganti nama belakang. Ia merasa nama belakang tersebut spesial karena menjadi panggilannya di antara teman sepermainan.
ADVERTISEMENT
Setelah lulus, keduanya mulai semakin serius. Sampailah pada suatu hari, si pria mendengar pembicaraan mengenai pasangan yang bertukar nama belakang setiap tiga tahun, cerita yang kemudian disampaikannya ke sang kekasih.
Merasa itu ide yang bagus, keduanya pun mengadopsi cara tersebut, dan pada 2016, akhirnya menikah. Tiga tahun pertama, mereka sepakat menggunakan nama belakang keluarga suami.
Pasutri Jepang. (Foto: Mainichi/Koji Endo)
Tepat tiga tahun setelahnya, pasutri tersebut benar-benar saling mengajukan gugatan cerai, tapi tak lama kembali menikah lagi. Kali ini, mereka mendaftar memakai nama belakang sang istri.
Meski cara itu dianggap jadi solusi solusi, sejatinya mereka enggan kawin cerai terus-menerus. Terlebih, gegara nama belakang, keduanya masih merasakan beberapa kendala seperti administrasi di kantor hingga pengesahan dokumen..
ADVERTISEMENT
Sempat mereka mengajukan petisi agar bisa gonta-ganti nama belakang, tapi ditolak pengadilan. Kini, sambil mencari solusi lain, mereka rencananya akan bertahan dengan cara kawin cerai dan akan melakukannya lagi pada Juli mendatang untuk kembali pakai nama belakang sang suami. (bob)