Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Peneliti Temukan Golongan Darah Baru dan Langka, Ungkap Misteri 30 Tahun Silam
11 Oktober 2022 16:58 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebuah penelitian baru-baru ini berhasil menemukan golongan darah baru nan langka bernama Er. Penemuan itu diharapkan bisa memajukan pengetahuan mengenai perawatan yang dibutuhkan orang dengan variasi golongan darah langka.
ADVERTISEMENT
Mengutip Interesting Engineering, sebelumnya, pada 30 tahun silam dua ibu kehilangan bayi mereka lantaran kematian misterius berhubungan dengan golongan darah langka. Penemuan baru ini juga diharapkan bisa memecahkan misteri itu.
Adapun studi dalam jurnal Blood dilakukan ilmuwan NHS Blood and Transplant (NHSBT) bersama University of Bristol. Mereka mempelajari sampel darah seorang ibu terhadap beberapa sampel lain, bertujuan mengungkap secara tepat penyebab darahnya berbeda.
Kemudian, mereka menemukan tiga antigen golongan darah yang tidak cocok dengan sistem golongan darah manapun. Dari sana, para ilmuwan mengkonfirmasi satu set pengelompokan darah baru, yakni ke-44, dinamakan sistem Er, yang mana terikat dengan protein di permukaan sel darah merah, Piezo1.
“Menemukan sistem golongan darah baru seperti menemukan planet baru. Ini memperbesar lanskap realitas kita,” komen Daniela Hermelin dari Saint Louis University School of Medicine, ilmuwan yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.
Penelitian baru menunjukkan asal-usul genetik dari tiga antigen tersebut (Era, Erb, dan Er3), serta penemuan dua antigen baru (Er4 dan Er5). Variasi golongan darah baru, Er4 dan Er5, sangat langka dan dikaitkan dengan penyakit hemolitik pada janin serta bayi baru lahir.
ADVERTISEMENT
Penyakit tersebut berkembang ketika sistem kekebalan tubuh ibu menyerang darah bayi dalam kandungan. Nicole Thornton, salah satu ilmuwan penulis penelitian ini, merasa Piezo1 terlibat usai membandingkan genom pasien dalam penelitian tersebut.
Bersama koleganya, Nicole menemukan individu dengan berbagai golongan darah Er memiliki variasi gen berbeda yang mengode protein Piezo1.
Sebagian kecil orang punya asam amino atau blok pembangun protein yang berbeda dalam protein Piezo1 mereka, sebagai akibat variasi genetik. Sistem kekebalan tubuh mereka pun menganggap sel darah dengan protein Piezo1 sebagai benda asing.
Lebih lanjut, Nicole menjelaskan temuan itu perlahan menguak misteri 30 tahun silam. Ia jadi pemahaman mengenai efek potensial dari ketidakcocokan darah pada ibu hamil dan bayi dalam kandungan.
ADVERTISEMENT
Sebab, ketidakcocokan darah bisa berkaitan dengan Er. Temuan itu juga meningkatkan kemungkinan dokter dapat secara akurat mengidentifikasi dan mengobati kondisi tersebut dengan memberi transfusi darah kepada bayi saat masih dalam kandungan.
Mengenai Golongan Darah
Seperti yang diketahui, dua sistem golongan darah utama yang umum diketahui adalah A, B, O, dan Rh-. Padahal, ada sistem golongan darah tambahan lainnya, masing-masing dengan rentang risiko reaksi yang unik. Selain itu, antigen tiap golongan darah pun berbeda.
Walau sebagian besar sistem golongan darah —selain A, B, dan O—tidak diperhatikan masyarakat umum, namun bukan berarti menjadi tidak relevan. Variasi kecil punya konsekuensi klinis untuk pasien yang bergantung pada transfusi serta ibu hamil. (bob)