Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Rumah Sakit di Texas Ternyata Jadi Tempat Berlindung Serangga Beracun, Kok Bisa?
24 November 2020 12:22 WIB
Tulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ternyata, sebuah rumah sakit tidak hanya memikirkan dan merawat pasiennya, tapi juga lingkungan pepohonan di sekitarnya. Tentunya antar rumah sakit sudah mengetahui bahwa burung-burung, seperti merpati dan grackle, bisa menyebarkan penyakit dan mengotori lingkungan.
ADVERTISEMENT
Amerika Serikat kemudian digemparkan dengan laporan yang berasal dari para peneliti di jurnal Biology Letters pada 4 September 2019 lalu. Mereka mengungkapkan bahwa ada kejadian yang berakhir nahas di sebuah rumah sakit.
Usut punya usut, ternyata ditemukannya populasi ulat beracun yang sangat banyak, di pepohonan Texas Medical Center. Ulat beracun yang bernama Megalopyge opercularis itu merupakan ulat yang bisa memberikan rasa sakit sama seperti patah tulang.
Awal mulanya, salah satu pegawai rumah sakit memasang jaring di pepohonan sekitarnya. Jaring itu diharap bisa mencegah merpati dan grackle untuk berkumpul. Tapi, hal itu malah menyebabkan masalah lain.
Hilangnya burung-burung itu membuat populasi ulat dari ngengat meledak. Setelah mempelajari lingkungan rumah sakit selama tiga tahun, tim peneliti menemukan bahwa populasi ulat itu meningkat hingga 7.300 persen pada pohon yang diberi jaring.
ADVERTISEMENT
Padahal, ulat ini adalah serangga paling beracun di Amerika Utara. Tubuh ulat ini dipenuhi duri beracun, yang akan menempel di kulit dan mulai mengeluarkan racun, ketika disentuh.
Setelah lima menit, korban akan mulai merasakan rasa sakit intens yang menyebar ke bagian tubuh lain. Setelah itu muncul rasa sakit kepala, muntah-muntah, dan mual yang bisa diikuti sakit perut. Lokasi sengatan akan memerah dan bisa tetap terlihat selama lima hari.
Mattheau Comerford, anggota tim riset , mengatakan bahwa dirinya sering merasakan sengatan ulat itu. Menurutnya, perlu waktu sekitar 10 menit sebelum orang merasakan sakit akibat sengatan.
"Rasanya seperti mengalami patah tulang dan rasa sakitnya bisa bertahan hingga berjam-jam," ujarnya, kepada Newsweek.
"Saya pernah disengat pada pergelangan tangan dan rasa sakitnya menyebar hingga ke tangan, ketiak, dan bahkan rahang saya mulai merasakan sakit," lanjut Comerford.
Kehadiran serangga ini dalam jumlah besar bisa berbahaya. Sebab, ada sekitar 10 juta orang yang mengunjungi Texas Medical Center tiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
"Di lingkungan ini, di mana ramai oleh orang dengan alergi atau mengalami gangguan di sistem kekebalan tubuhnya, membuat risiko sengatan semakin berbahaya," kata Comerford.
Glen Hood, pemimpin riset, mengatakan bahwa riset ini menunjukkan pentingnya memahami interaksi alam pada suatu ekosistem. Karena, dengan melakukan perubahan tanpa memahami hal itu bisa berakibat fatal.
Sementara itu, Scott Egan, anggota tim peneliti, mengatakan bahwa ini adalah masalah yang lumayan pelik.
"Tidak ada 'penjahat' pada kasus ini," ujarnya. "Hama burung di kota adalah masalah nyata, dan burung-burung bisa membawa penyakit. Memasang jaring di pohon bisa mengatasi masalah itu, dan kita belum tahu pasti apakah pemasangan jaring meningkatkan kejadian sengatan ulat ini."
"Apa yang riset kami tunjukkan adalah kompleksitas dari masalah ini," imbuhnya. (bel)
ADVERTISEMENT