Konten dari Pengguna

Vitamin C Bisa Cegah Pilek dan Masuk Angin? Begini Kata Ahli

Berita Viral
Membahas isu-isu yang lagi viral
21 Oktober 2022 10:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi anak batuk pilek. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak batuk pilek. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Musim hujan membuat orang-orang rentan terhadap pilek dan masuk angin. Guna mencegahnya, salah satu solusi yang banyak dipercaya orang-orang adalah dengan mengkonsumsi vitamin C.
ADVERTISEMENT
Seperti yang diketahui, mengutip Live Science, vitamin C penting untuk memperkuat sistem imun tubuh. Jadi, masuk akal kalau bisa mencegah pilek dan masuk angin. Namun, apakah benar demikian?
Teori vitamin C melindungi tubuh dari pilek dan masuk angin sejatinya relatif baru, yakni dipopulerkan oleh Linus Pauling pada awal 70-an. Namun, secara bersamaan, ia tidak punya bukti kuat untuk mendukung klaim tersebut.
Beberapa dekade kemudian, banyak ilmuwan mencoba menentukan efek pasti vitamin C terhadap pilek dan masuk angin. Namun, hasilnya beragam dan karena itu hingga sekarang tidak bisa ditentukan secara pasti.

Vitamin C dan Efeknya Terhadap Pilek

Ilustrasi anak balita masuk angin Foto: Shutterstock
Mengenai vitamin C, seperti yang diketahui, penting untuk tubuh dan pembentukan banyak jaringan. Salah satu fungsinya, menurut Dokter Ioannis Liakas dari Vie Aesthetics, adalah untuk memproduksi kolagen di kulit.
ADVERTISEMENT
“Kolagen adalah protein paling melimpah pada mamalia, menjaga kulit dan berbagai jaringan di tubuh tetap kuat dan fleksibel. Secara umum, kekurangan vitamin C terkait dengan sistem kekebalan yang melemah dan peningkatan risiko infeksi,” kata Ioannis.
Soal efeknya terhadap pilek, seperti yang disebutkan sebelumnya, hasil penelitiannya beragam. Menurut jurnal Frontiers in Immunology, tidak ada rekomendasi klinis yang mendukung suplemen vitamin C dosis tinggi mengurangi risiko pilek.
Namun, praktik tersebut dapat disarankan kepada kelompok tertentu, seperti atlet atau militer, dan untuk individu yang menunjukkan tanda-tanda kekurangan vitamin C. Selain itu, rentan infeksi parah seperti obesitas, diabetes, dan orang tua, juga dianjurkan vitamin C.
Secara bersamaan, ilmuwan dari jurnal Life berpendapat kebanyakan rekomendasi saat ini berdasar studi yang sangat bias dari akhir 70-an. Mereka mengeklaim JAMA dan American Journal of Medicine jadi sebab orang-orang menolak bukti vitamin C efektif mencegah pilek.
ADVERTISEMENT

Vitamin C Bisa Cegah dan Obati Pilek?

ilustrasi suplemen vitamin C Foto: Pixabay
Menurut tinjauan sistematis utama Cochrane, tidak ada bukti suplementasi vitamin C mencegah pilek dan masuk angin pada populasi umum. Namun, mungkin berguna buat orang yang latihan fisik berat dan olahraga intens.
Sedangkan untuk mengobati, menurut Jurnal Nutrients, vitamin C bisa membantu meningkatkan produksi dan proliferasi limfosit B dan T. Limfosit B untuk antibodi, limfosit T untuk menghancurkan zat tak diinginkan. Jadi, secara teori, vitamin C bisa memangkas durasi pilek.
Meta-analisis yang diterbitkan jurnal Biomed Research International, mendukung teori vitamin C mempersingkat durasi pilek. Disebutkan, pengobatan gejala dan pemulihan keseluruhan lebih baik dengan suplementasi vitamin C.

Butuh Berapa Banyak Vitamin C untuk Tetap Sehat?

Ilustrasi vitamin C tambahan Foto: dok.shutterstock
Kebutuhan vitamin C yang direkomendasikan dalam sehari berbeda-beda tergantung beberapa faktor, termasuk usia dan gender. Menurut National Institutes of Health (NIH), perempuan sekitar 75 miligram per hari atau antara 80-120 mg untuk yang melahirkan.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk pria, 90 mg per hari. Khusus untuk perokok, bisa ditambahkan sampai 35 mg per harinya.
Vitamin C larut dalam air, berarti tidak disimpan tubuh atau disaring dalam urine. Namun, dosis tinggi vitamin C dapat menghasilkan efek samping tak diinginkan. Karenanya, nutrisi maksimal ditetapkan 2 gram sehari. (bob)