Konten Media Partner

1 Dokter Spesialis di Indonesia Harus Layani 6 ribu Pasien

5 Februari 2022 6:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rektor Unair Prof Dr Mohammad Nasih.
zoom-in-whitePerbesar
Rektor Unair Prof Dr Mohammad Nasih.
ADVERTISEMENT
Universitas Airlangga (Unair) Surabaya bersama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) melakukan kolaborasi yang berfokus pada pengadaan program pendidikan dokter spesialis.
ADVERTISEMENT
Rektor Unair Prof Dr Mohammad Nasih menyambut baik MoU kerja sama itu. Mengingat Unair dan TNI sering menggelar kolaborasi bersama sebelumnya, khususnya perihal pengentasan problem-problem di bidang kesehatan.
“Salah satu persoalan bangsa yang mendesak adalah disparitas dalam pelayanan kesehatan. Khususnya ketersediaan dokter-dokter spesialis di Indonesia,” ujarnya, Sabtu (5/2).
Prof Nasih menyebut, kerjasama itu dilakukan karena Indonesia baru memiliki sekitar 41.000 dokter spesialis dan 145.000 dokter umum. Artinya, satu orang dokter spesialis harus melayani lebih dari 6.000 orang.
Selain itu hanya ada 41 persen wilayah yang memiliki kecukupan dokter spesialis. Disparitas dokter spesialis antara kota dan kabupaten pun masih cukup tinggi.
”Persoalan itu tentunya tidak mudah. Ini merupakan suatu problem yang harus kita pecahkan bersama," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Pihaknya melihat, TNI memiliki fasilitas dan potensi besar untuk bekerja sama. Terutama dalam memenuhi dokter spesialis yang siap ditempatkan di wilayah yang sangat membutuhkan.
Prof Nasih menyatakan bahwa kerja sama antara Unair dan TNI diwujudkan dalam kolaborasi university based sebagai sarana pendidikan formal dan pemanfaatan potensi rumah sakit TNI sebagai laboratorium. Artinya, rumah sakit TNI bisa menjadi tempat pendidikan utama bagi para mahasiswa.
Rencananya, kerja sama itu dimulai pada semester gasal 2022. Saat ini ada sembilan program studi Fakultas Kedokteran (FK) Unair yang berpotensi dimasukkan dalam program tersebut.
Bahkan pihaknya juga akan terus menambah jumlah program studi yang dikolaborasikan dalam program tersebut. Terutama yang berasal dari luar FK.
Program studi spesialis Fakultas Kedokteran Gigi (FKG), misalnya. Nanti, total ada sekitar 14 program studi, termasuk dari FKG, yang masuk kerja sama itu.
ADVERTISEMENT
“Kami juga akan bekerja sama dengan FK, Rumah Sakit Dr. Soetomo (RSDS), Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA), dan dengan Profesi. Seluruhnya untuk menyukseskan program ini. Saya berharap kita (Unair dan TNI) akan terus bekerja sama, bahu membahu membangun ketangguhan dan kemajuan Indonesia,” pungkasnya.