11 Questions, Drama Musikal Karya PCU yang Bercerita Tentang Inklusivitas

Konten Media Partner
2 Maret 2023 16:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
ADVERTISEMENT
Petra Christian University (PCU) mempunyai cara tersendiri untuk mengajak masyarakat memahami bahwa dalam hidup bukan tentang mencari prestasi yang membanggakan saja.
ADVERTISEMENT
Salah satunya yakni lewat drama musikal berbahasa Inggris bertajuk 11 Questions, yang diusung oleh Petra Theatre.
Jessie Monika, selaku penulis dan production manager mengatakan, cerita 11 Questions terinspirasi dari SE:RASA Collective proyek dari Bahar Adhyaksa, tentang bagaimana masyarakat menanggapi teman disabilitas.
Dalam proyek tersebut, Bahar mengajak lima siswa tunanetra untuk memotret dan meringkasnya dalam sebuah buku fotografi bertajuk Serasa (Sepasang rana yang sama).
"Saya jadi berpikir, jadi sebenarnya apa itu normal? Lalu apa itu berbeda? Apa itu menjadi eksklusif dan apa itu menjadi inklusif? Dan menurut saya, cerita ini bisa dikemas di atas panggung," rinci Jessie ketika ditemui Basra, Kamis (2/3).
Jessie menjelaskan, 11 Questions bercerita tentang seorang mahasiswi senior bernama Maya yang menerima project photostory dan berkolaborasi dengan teman kuliahnya.
ADVERTISEMENT
Project yang semula ia gunakan untuk lulus dengan gelar kehormatan ternyata adalah sebuah persimpangan jalannya bertemu dengan anak-anak difabel yang belakangan akan mengubah pandangannya tentang banyak hal, termasuk nilai-nilai akademis yang sempurna ternyata bukan segala-galanya dalam hidup.
Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
"Lewat pertunjukkan ini, kami lebih ingin berbagi dan berharap pertunjukkan ini bisa dinikmati. Saya ingin menyuarakan kepahaman terkait sebuah inklusivitas," harapnya.
Sementara itu, Stefany Irawan selaku sutradara menuturkan, pertunjukkan yang dipersiapkan sejak Agustus 2022 yang lalu ini melibatkan sekitar 70 Petranesian.
Ia mengungkapkan, jika naskah yang ditulis Jessie ini ditampilkan dalam sebuah drama musikal. Sehingga para pemain selain menggagalkan naskah mereka juga latihan bernyanyi dan koreografi.
"Karena ini bentuknya mirip dengan musikal yakni play with music, jadi drama tapi ada nyanyiannya. Untuk lagunya juga sebagian besar ditulis oleh alumni kami," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan yang sama, Jason Amadeus Singgih pemeran Juna seorang disabilitas penyandang Duchenne muscular dystrophy (DMD)
mengaku butuh waktu berbulan-bulan untuk mendalami karakternya. Bahkan, ia harus melihat beberapa film dan melakukan riset mengenai DMD.
"Juna ini sifatnya sendiri walaupun punya keterbatasan dia punya kepercayaan diri yang tinggi. Ini pertama kali buat saya, untuk tantangannya ya bagaimana agar saya bisa menjiwai peran ini," tukasnya.
Diketahui, pertunjukan musikal ini digelar pada 4 Maret 2023 di Auditorium Gedung Q lantai 4 kampus PCU. Untuk jam tayangnya yakni dua kali 13.00-15.00 dan 19.00-21.00.