Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
14 Potensi Ancaman Bencana di Jatim 13 di Antaranya Ada di Probolinggo
11 Agustus 2023 17:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Penata Penanggulangan Bencana (PB) Ahli Madya BPBD Jatim Sriyono mengungkapkan dari 14 potensi ancaman bencana yang ada di Jatim, 13 di antaranya ada di kabupaten dan Kota Probolinggo.
ADVERTISEMENT
14 potensi bencana yang mengancam kawasan Jawa Timur itu mulai dari yang bersifat alam, non alam, hingga sosial. Di antaranya tsunami, gempa, letusan gunung, banjir, perubahan iklim ekstrem, dan sebagainya.
“Hanya likuifaksi saja yang tidak ada di Probolinggo,” katanya, Jumat (11/8).
Fenomena likuifaksi atau 'tanah bergerak' adalah penurunan tanah akibat memadatnya volume lapisan tanah.
Sriyono melanjutkan oleh karena itu kegiatan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) punya peran penting dalam diseminasi kebencanaan. Terutama kepada satuan pendidikan.
"SPAB diselenggarakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur dengan menggandeng Sekber Relawan Penanggulangan Bencana (SRPB) Jawa Timur sebagai tenaga fasilitatornya," jelasnya.
Sementara itu anggota DPRD Jawa Timur dari Komisi E Hasan Irsyad mengatakan kegiatan SPAB harus terus dilaksanakan. Tidak hanya diadakan di satuan pendidikan setingkat SMA sederajat, tapi juga di kalangan lainnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, SPAB sangat bermanfaat bagi peserta didik karena bisa menumbuhkan kepedulian terhadap risiko dan pengurangan bencana.
“Kami akan terus hadir dalam kegiatan SPAB di berbagai kabupaten dan kota di Jawa Timur. Sekaligus memantau apakah penggunaan anggarannya tepat atau tidak,” tukasnya.
Di Probolinggo sendiri kegiatan SPAB digelar di SMAN 1 Kota Probolinggo.
Dalam kegiatan ini peserta yang terdiri dari para stakeholder sekolah diberikan materi pengurangan risiko dasar dan potensi bencana di Kota Probolinggo. Dilanjutkan pembuatan dokumen kajian risiko bencana dan Tim Siaga Bencana Sekolah (TSBS). Sedangkan para siswa berlatih menggunakan bebat bidai, menonton videotron tentang kebencanaan dan membaca buku di Mobil Edukasi Penanggulangan Bencana (Mosipena).
Bebat bidai adalah pertolongan pertama pada kasus trauma atau kecelakaan dengan prinsip mengimobilisasikan bagian tubuh yang mengalami gangguan atau patah tulang.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya peserta dari kalangan siswa mempraktikkan bebat bidai, penanganan korban luka dan cedera, pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K). Juga edukasi pemadaman kebakaran dengan menggunakan alat pemadam api ringan (APAR) dan tradisional (APAT).