Konten Media Partner

18 Tahun Jadi Dirigen Bonek, Agus Bimbim Tak Lelah Suarakan Perdamaian

6 November 2019 13:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Agus Bimbim Tessy, dirigen Persebaya selama 18 tahun. Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Agus Bimbim Tessy, dirigen Persebaya selama 18 tahun. Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
Bagi sebagian besar Bonek (julukan suporter Persebaya), nama Agus Bimbim Tessy sudah tak asing di telinga mereka. Dia adalah dirigen Bonek atau pemimpin yel-yel Bonek saat pertandingan Persebaya.
ADVERTISEMENT
Pria bernama asli Heri Agus Supriyanto ini mampu membuat ribuan pendukung klub Persebaya Surabaya tunduk dan mengikutinya. Tiap ia berteriak, "Salam satu nyali" maka ribuan Bonek akan mulai bernyanyi mengangkat semangat tim Persebaya di lapangan.
Tessy mulai menjadi dirigen Bonek pada 2001 silam. Ia menjadi dirigen yang bertugas memimpin para Bonek menyanyikan lagu-lagu dukungan untuk tim Persebaya.
"Dari tahun 2001, tapi hanya khusus untuk laga away Persebaya. Dirigen di kandang sejak 2006. Jadi sejak saat itu di laga away dan kandang saya jadi dirigen," ujar Tessy kepada Basra, Rabu (6/11).
Bagi Tessy dirigen adalah panutan. Apapun yang dilakukan pasti diikuti anggota suporter dihadapannya. Sehingga dirigen harus bisa mengkondisikan ribuan suporter.
ADVERTISEMENT
Saat laga kandang Persebaya, Tessy menjadi dirigen di tribun kidul. Selama 2x45 menit lamanya, Tessy memimpin ribuan Bonek meneriakkan yel-yel dan bernyanyi untuk memberikan dukungan kepada Persebaya.
Dalam setiap aksinya sebagai dirigen, Tessy selalu menyerukan perdamaian kepada ribuan Bonek. Lagu-lagu bernada rasis pun selalu dihindarinya.
"Mendukung tim harus dengan positif bukan dengan menjelekkan tim lawan. Jadi lagu-lagu atau chant yang digelorakan tidak boleh mengandung unsur rasis," tegas pria berusia 37 tahun ini.
Meski harus memimpin ribuan Bonek dalam memberikan dukungan kepada Persebaya saat bertanding, Tessy mengaku tak ada persiapan khusus. Semuanya mengalir secara spontanitas di lapangan.
"Tidak ada latihan khusus, tapi setiap Persebaya akan bertanding saya pasti susah tidur karena mikirin Persebaya menang atau tidak ya," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Tessy memang patut cemas jelang pertandingan Persebaya. Karena jika Persebaya kalah akan mengecewakan Bonek. Buntutnya bisa terjadi pelemparan botol air mineral ke lapangan sebagai luapan kekecewaan. Yang paling parah adalah ketika kekalahan Persebaya dari PSS Sleman pada 29 Oktober 2019 lalu di Gelora Bung Tomo. Bonek melampiaskan kekecewaannya dengan melakukan perusakan sejumlah fasilitas stadion.
Jika Bonek sudah tersulut emosinya, maka Tessy pun berupaya meredam amarah. Apalagi ada banyak penonton berusia anak-anak. Bersama aparat keamanan, Tessy meredam amarah Bonek agar situasi tetap kondusif.
"Sedih kalau teman-teman Bonek ribut. Itu yang jadi dukanya sebagai dirigen," pungkas Tessy.