2.700 Pendidik Ikuti Pendidikan Penggerak Merdeka Belajar

Konten Media Partner
15 Februari 2022 14:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
2.700 Pendidik Ikuti Pendidikan Penggerak Merdeka Belajar
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebanyak 2.700 peserta dari sembilan organisasi profesi mengikuti program Pendidikan Penggerak Merdeka Belajar (PPMB) yang diadakan oleh Kampus Pemimpin Merdeka (KPM).
ADVERTISEMENT
PPMB merupakan program belajar bagi organisasi profesi dan jaringan satuan pendidikan untuk meningkatkan kapasitas dalam mempraktikan pembelajaran, kepemimpinan merdeka belajar, dan menggerakan perubahan pendidikan.
Rizqy Rahmat Hani selaku ketua KPM mengatakan, proses belajar PPMB berlangsung selama dua bulan secara daring untuk setiap angkatan.
Peserta akan belajar mandiri melalui melalui beberapa modul yang telah disiapkan. Setelah itu mendapatkan mentoring dari pelatih guru profesional.
Dengan adanya program tersebut diharapkan tidak akan ada lagi praktik yang menyebabkan murid menderita belajar akibat tidak merdeka dalam prosesnya. Pasalnya, penderitaan tersebut akhirnya menyebabkan murid bersekolah namun sebenarnya tidak belajar.
“Dibutuhkan orang-orang yang peduli akan keadaan tersebut dan melakukan inisiasi perubahan, yaitu penggerak perubahan. Dua ribu lebih pendidik ini yang akan memulai untuk melawan kebiasaan menderita belajar, mengajak rekan-rekannya berubah, dan membentuk ekosistem merdeka belajar di sekolahnya,” kata Rizqy, Selasa (15/2).
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Ketua Yayasan Guru Belajar, Bukik Setiawan, mengingatkan pentingnya gerakan organisasi sipil masyarakat dalam membawa perubahan bangsa.
Bukik mengatakan, perubahan perjuangan kebangsaan ditandai dengan lahir dan berkembangnya organisasi sipil masyarakat yang beragam prinsip nilai, bentuk, dan identitas, seperti Serikat Dagang Islam dan Boedi Oetomo.
“Yang menarik adalah semuanya pergerakan sipil. Mereka mempunyai inisiatif berdasarkan pemikirannya sendiri, mandiri untuk berupaya, dan terus melakukan refleksi untuk perbaikan,” tuturnya.
Dari sejarah tersebut, Bukik meyakinkan, pendidik juga bisa bergerak secara mandiri. Tidak hanya untuk memperbaiki nasib diri sebagai individu, kelompok sebagai komunitas, tapi juga berdampak untuk bangsa khususnya anak-anak Indonesia.
“Saya percaya apa yang kita lakukan (PPMB), akan menjadi momen yang terus kita ingat. Bagaimana kalau organisasi masyarakat sipil, yang memiliki berbagai sumber daya, berbagi misi dan impian, melakukan aksinya masing-masing, tapi punya tujuan yang sama yaitu Indonesia yang lebih baik,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT