Konten Media Partner

2023 Kasus Kekerasan Seksual ke Anak di Surabaya Turun, Aksi Gangster Merajalela

23 Desember 2023 8:39 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak korban kekerasan seksual. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak korban kekerasan seksual. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tinggal menghitung hari, tahun 2023 akan segera berlalu. Sepanjang tahun 2023 kabar gembira ditorehkan Surabaya, yakni turunnya kasus kekerasan seksual yang terjadi pada anak di bawah umur. Ini bisa dilihat dari turunnya kasus tersebut yang ditangani Yayasan Star Arutala.
ADVERTISEMENT
"Sepanjang tahun 2023 ini kami hanya menangani kasus kekerasan seksual dengan korban anak di bawah umur itu hanya sekitar 4 kasus. Jumlah ini turun dibandingkan tahun lalu," tutur Mei Rukmana, pengacara sekaligus Koordinator Yayasan Star Arutala, kepada Basra, Jumat (22/12) sore.
Mei melanjutkan, tahun lalu pihaknya menangani kasus kekerasan seksual dengan korban anak di bawah umur sebanyak lebih dari 4 kasus.
Seiring mulai kembalinya masyarakat beraktivitas normal seperti halnya sebelum pandemi COVID-19, turut menjadi salah satu faktor turunnya angka kejadian kekerasan seksual kepada anak di bawah umur.
"Bisa dibilang kita baru setahun ini bisa beraktivitas normal. Sebelumnya kan kita lebih banyak berdiam diri di rumah, tidak bisa ke mana-mana. Sehingga ruang gerak anak-anak juga terbatas, kebanyakan di rumah yang justru berpotensi terjadinya aksi kekerasan seksual oleh orang-orang terdekat mereka," terang Mei.
ADVERTISEMENT
Jika kasus kekerasan seksual dengan korban anak di bawah umur bisa dibilang turun sepanjang tahun 2023. Namun aksi gangster yang melibatkan remaja hingga anak-anak yang masih di bawah umur, justru naik drastis.
"Dalam sebulan sepanjang tahun ini kita bisa melakukan pendampingan kasus gangster ini kepada sekitar 20 anak yang terlibat kasus gangster. Aksi gangster oleh anak-anak muda memang naik drastis di tahun ini," tandas Mei.
Meski kasus kekerasan seksual terhadap anak relatif turun, Mei tetap berpesan kepada para orang tua agar tak kendor mengawasi anaknya terutama yang berusia akan beranjak dewasa.
"Orang tua bisa melakukan 4 langkah untuk meminimalisir terjadinya aksi kekerasan seksual terhadap anak," pesan Mei.
Pertama, orang tua perlu melakukan pengawasan ketat terhadap pergaulan anak. Dengan siapa-siapa anak bergaul, orang tua harus mengetahuinya.
ADVERTISEMENT
Kedua, orang tua harus meningkatkan pengetahuan agama buah hatinya. Ini agar anak tak mudah melakukan sesuatu hal yang dilarang agama.
"Ketiga, awasi anak dalam menggunakan gawai. Bila perlu bikin kesepakatan dengan anak terkait penggunaan gawai ini. Orang tua harus tahu semua akun medsos anak," tutur Mei.
Keempat, orang tua harus selalu membuka ruang komunikasi dengan anak. Jangan hanya karena kesibukan kerja lantas tak pernah berkomunikasi dengan anak.
"Jangan sampai anak itu takut bercerita ke orang tua dan malah nyaman curhat ke orang lain. Kalau ini terjadi artinya ruang komunikasi antara anak dan orang tua sangat kurang. Selalu ajak anak berkomunikasi, kasih mereka pelukan. Kedekatan seperti ini yang harus dibangun orang tua dengan anaknya," tegas Mei.
ADVERTISEMENT