4 Jenis Sesak Napas yang Perlu Diketahui

Konten Media Partner
24 September 2021 12:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Pixabay.
ADVERTISEMENT
Kondisi sesak napas menjadi salah satu gejala yang ditimbulkan oleh COVID-19 dan kerap terjadi di masyarakat.
ADVERTISEMENT
Dr Alfian Nur Rosyid selaku dokter spesialis paru Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) mengungkapkan terdapat beberapa tipe dari sesak napas yang dalat dibedakan berdasarkan pertimbangan tertentu.
1. Sesak Napas Akut
Menurut Dr Alfian, sesak napas akut yang muncul secara tiba-tiba. Sesak napas akut dapat terjadi, sekalipun seorang pasien belum pernah mengalami sesak sebelumnya.
“Sesak napas akut dapat timbul saat seseorang penyintas COVID-19 melakukan aktivitas berat seperti mengangkat benda berat, berjalan dengan cepat, berlari dan lainnya. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan fisioterapi napas yang dapat diajarkan di rumah sakit dan dilanjutkan di rumah,” kata Dr Alfian, Jumat (24/9).
Sesak napas akut juga dapat dialami oleh pasien asma atau Penyakit Paru Obstruktif kronis (PPOK) yang mengalami kekambuhan atau eksaserbasi. Timbul gejala mengi (bunyi napas seperti bersiul) pada seorang yang sedang mengalami kekambuhan.
ADVERTISEMENT
"Sesak akut juga dapat dialami pada pasien dengan gangguan kebocoran selaput paru (pleura) yang dikenal dengan pneumotoraks (adanya udara pada rongga pleura)," tambahnya.
2. Sesak Napas Kronis
Sesak napas kronis yakni ketika pasien mengalami sesak napas dengan durasi yang lama. “Bisa jadi sesaknya lama, sudah lebih dari dua minggu,” ucap Dr Alfian.
Menurutnya, sesak napas kronis juga dapat menjadi salah satu gejala yang masih mungkin dialami pasien long COVID-19. Kondisi tersebut dapat bertahan dalam kurun waktu 1-3 bulan, namun lambat laun akan semakin berkurang dan membaik.
Sehingga dapat menganggu aktivitas pasien. “Jadi aktivitasnya dapat terganggu oleh sesak napasnya, terutama aktivitas yang berat,” jelasnya.
Terkait cara mengatasi sesak kronis, Dr Alfian mengatakan bahwa pasien dapat membatasi aktivitas yang memerlukan tenaga ekstra, seperti mengangkat atau memindahkan benda berat, mencuci dengan tangan, menaiki tangga, serta berjalan kaki beberapa kilometer.
ADVERTISEMENT
Selain itu, obat dokter juga merupakan solusi. “Penggunaan obat-obatan sesuai saran dokter dapat membantu mengurangi sesak kronis, juga sesak akut yang timbul tiba-tiba. Pasien juga dapat melakukan rehabilitasi pernapasan untuk mengurangi sesak napas. Kadang pasien masih membutuhkan penggunaan oksigen saat di rumah,” ungkapnya.
3. Sesak Napas Hilang-Timbul
Ada berbagai macam faktor pemicu sesak napas ini. Faktor tersebut yakni alergi ketika seseorang terkena hujan, makanan, ataupun debu yang kemudian memicu timbulnya sesak.
“Kemudian ada tipe sesak yang hilang-timbul, atau intermitten. Munculnya sesak yakni pada frekuensi atau waktu tertentu. Misalkan pada pasien asma, muncul sesak pada pagi hari dan sembuh pada siang hari, bahkan tanpa obat tertentu,” jelasnya.
4. Sesak Napas Persisten dan Progresif
ADVERTISEMENT
Perbedaan keduanya terletak pada progress terjadinya sesak. “Persisten itu artinya menetap. Jadi sesaknya tetap, tidak berkurang,” ungkapnya.
Sementara itu, sesak napas progresif yakni sesak yang seiring waktu dapat bertambah berat. “Biasanya terjadi pada pasien dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK). Faktor utamanya adalah asap rokok,” pungkasnya.