43 Persen Kematian Akibat Kanker Payudara Bisa Dicegah Lewat Deteksi Dini

Konten Media Partner
1 Desember 2023 16:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dr. Gondo Mastutik, drh., M.Kes, Ketua Pengabdian Masyarakat (Pengmas) tim dokter Patologi Anatomik FK Unair. Foto: Humas FK Unair
zoom-in-whitePerbesar
Dr. Gondo Mastutik, drh., M.Kes, Ketua Pengabdian Masyarakat (Pengmas) tim dokter Patologi Anatomik FK Unair. Foto: Humas FK Unair
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Departemen Patologi Anatomi (PA) Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) - RSUD Dr Soetomo menggelar pelatihan Payudara Sendiri (SADARI) untuk masyarakat di Puskesmas Ngluyu Kabupaten Nganjuk, belum lama ini. Kegiatan ini menggandeng Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Anatomik (PDS PA).
ADVERTISEMENT
Kegiatan tersebut disambut antusiasme masyarakat. Setidaknya 100 orang yang terdiri dari kader kesehatan dan ibu PKK di wilayah Puskesmas Ngluyu hadir mengikuti penyuluhan.
“Pengetahuan pemeriksaan SADARI untuk mendeteksi dini adanya kanker payudara ini sangat penting diketahui oleh ibu-ibu. Karenanya kami hadir mengajak ibu-ibu kader dan PKK. Sehingga mereka dapat meneruskannya kepada masyarakat,” ujar Dr. Gondo Mastutik, drh., M.Kes, ketua kegiatan pengabdian masyarakat tersebut, dalam keterangannya, seperti dikutip Basra, Jumat (1/12).
Kanker payudara menjadi penyakit dengan kasus dan penyebab kematian tertinggi pada perempuan. Hal ini karena kebanyakan pasien datang sudah dalam stadium lanjut.
Yang perlu digarisbawahi, 43 persen kematian akibat kanker payudara ini bisa dicegah dengan deteksi dini secara berkala. Semakin tanda awal kanker terdeteksi, diharapkan segera mendapatkan terapi.
ADVERTISEMENT
Mengacu pada Strategi Nasional Penanggulangan Kanker Payudara Indonesia, ditargetkan 80 persen perempuan di usia 30 -50 tahun melakukan deteksi dini kanker payudara,
“SADARI bisa dilakukan rutin setiap bulan. Pada 7-10 hari setelah menstruasi,” tambahnya.
SADARI memiliki enam tahap. Pertama, berdiri tegak. Cermati bila ada perubahan pada bentuk dan permukaan kulit payudara, pembengkakan dan/atau perubahan pada puting.
Kedua, angkat kedua lengan ke atas, tekuk siku dan posisikan tangan di belakang kepala. Dorong siku ke depan dan cermati payudara. Dorong siku ke belakang dan cermati bentuk maupun ukuran payudara.
Tiga, posisikan kedua tangan pada pinggang, condongkan bahu ke depan sehingga payudara menggantung, dan dorong kedua siku ke depan, lalu kencangkan (kontraksikan) otot dada.
ADVERTISEMENT
Kemudian, angkat lengan kiri ke atas, dan tekuk siku sehingga tangan kiri memegang bagian atas punggung. Dengan menggunakan ujung jari tangan kanan, raba dan tekan area payudara, serta cermati seluruh bagian payudara kiri hingga ke area ketiak.
Lakukan gerakan atas-bawah, gerakan lingkaran dan gerakan lurus dari arah tepi payudara ke puting, dan sebaliknya. Ulangi gerakan yang sama pada payudara kanan.
Lima, Cubit kedua puting. Cermati bila ada cairan baik darah maupun nanah dari puting. Berkonsultasilah ke dokter seandainya hal itu terjadi.
Dan terakhir, pada posisi tiduran, letakkan bantal di bawah pundak kanan. Angkat lengan ke atas. Cermati payudara kanan dan lakukan tiga pola gerakan seperti sebelumnya. Dengan menggunakan ujung jari-jari, tekan-tekan seluruh bagian payudara hingga ke sekitar ketiak.
ADVERTISEMENT
Selain SADARI, masyarakat juga dianjurkan untuk menghindari faktor risiko kanker payudara. Misalnya dengan menghindari makan makanan yang mengandung alkohol, gula, susu tinggi lemak dan olahan, daging merah yang dibakar dan makanan proses.
Pengmas ini juga mendapatkan apresiasi positif dari Kepala Kecamatan Ngluyu, Imam Tarmuji, S.Sos. Ia menyebut, penyuluhan kesehatan seperti ini perlu dilakukan secara berkala untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
“Kecamatan kami jauh dari kota. Sehingga akses untuk mendapatkan pemeriksaan medis cukup jauh. Kami bersyukur dengan apa yang disampaikan oleh tim dokter Patologi Anatomik FK Unair ini membantu masyarakat kami untuk bisa memeriksakan sendiri sejak dini untuk deteksi awal,” terangnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Kepala Puskesmas Kecamatan Ngluyu, dr. Mochammad Cholid Abdul R. Ia menyebut, program promotif preventif di bidang kesehatan perlu digalakkan secara berkala. Dengan begitu pesan yang diinginkan bisa sampai ke masyarakat demi mewujudkan masyarakat yang sehat.
ADVERTISEMENT
“Kami dari puskesmas juga tidak berhenti untuk memberikan edukasi. Dengan kedatangan para dokter ini, bisa semakin meyakinkan masyarakat. Oh ternyata yang disampaikan dari puskesmas tidak berbeda dengan para dokter-dokter ini,” tukasnya.