50 Kampus dari 15 Negara Berkumpul di Surabaya, Ada Apa?

Konten Media Partner
9 Desember 2022 7:26 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
50 Kampus dari 15 Negara Berkumpul di Surabaya, Ada Apa?
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Guna memperluas dan memperkuat kolaborasi internasional perguruan tinggi di dunia, Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menyelenggarakan UNIFUR (Unesa’s International Forum of University Rectors) 2022.
ADVERTISEMENT
UNIFUR merupakan kegiatan tahunan bidang perencanaan dan kerja sama UNESA yang melibatkan pimpinan perguruan tinggi di berbagai negara.
Untuk tahun ketiga ini, pimpinan atau pakar perguruan tinggi yang terlibat baik sebagai pembicara utama sesi pleno maupun pembicara tamu focus group discussion (FGD) yaitu Prof. Dr. Bettina Amrhein, profesor dari Education at University of Duisburg, Germany, Prof. Diah Ayu Maharani, Ph.D., Educational and Cultural Attache-Embassy of the Republic of Indonesia in Washington D.C., USA, dan Mr. Khairul Munadi Educational Attache-Embassy of the Republic of Indonesia in London, UK.
Selain itu, Prof. Dr. Ir. Aisyah Endah Palupi, M.Pd., Educational Attache-Embassy of The Republic of Indonesia in Manila, The Philippines., Yudil Chatim., Educational and Cultural Attache-Embassy of the Republic Indonesia in Beijing, People’s Republic of China, dan Luh Anik Mayani, Ph.D., Educational Attache-Embassy of the Republic of Indonesia in Paris, France, serta Yayat Hendayana Koordinator Humas dan Kerja Sama Ditjen Dikti yang mewakili Dirjen Dikti.
ADVERTISEMENT
Asrori, ketua panitia menyampaikan bahwa total perguruan tinggi yang terlibat dalam UNIFUR tahun ini yaitu sekitar 50 institusi dari 15 negara. Sebagian dari mereka menjadi pemateri di beberapa sesi diskusi maupun FGD. Acara ini, lanjutnya merupakan salah satu upaya UNESA untuk memperluas dan memperkuat kerja sama dengan institusi luar negeri.
“Setelah jadi PTN BH, kerja sama internasional menjadi salah satu tuntutan kami. UNIFUR ini termasuk media untuk bertemu dengan partner internasional saling bertukar pikiran dan informasi terkait apa yang sudah dilakukan termasuk inovasi di kampus atau negara masing-masing,” ujar kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) UNESA itu.
Lewat kerja sama internasional termasuk yang diteken beberapa institusi dalam acara tersebut, banyak program yang bisa dilakukan bersama ke depan, termasuk pertukaran pelajar dan dosen, kolaborasi riset dan publikasi ilmiah termasuk kelas atau kursus musim panas (summer course).
ADVERTISEMENT
Selain itu, juga kolaborasi mengadakan forum internasional membahas isu-isu mutakhir tingkat global seperti krisis global, pendidikan, termasuk peran perguruan tinggi di dalamnya.
Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama UNESA Dr. Sujarwanto, M.Pd., menuturkan, sesuai dengan tema Enhancing Universities’ G20 Involvement to Achieve World Class University, tahun ini mereka mengangkat isu G20 yang membahas tiga sektor prioritas seperti penguatan arsitektur kesehatan global, transisi energi dan transformasi digital.
“Nah, peran perguruan tinggi kira-kira ini apa dan apa yang bisa dikerjasamakan ke depan, itu yang kita sama-sama bahas sekarang,” paparnya.
Arah penguatan kerja sama internasional tersebut yaitu sebagai jalan menuju world classs university atau WCU. Karena, dengan kerja sama tersebut, pihaknya bisa mengadakan riset dan publikasi bersama yang tentunya bisa menjadi nilai tambah untuk meningkatkan peringkat UNESA di tingkat dunia.
ADVERTISEMENT
Dia melanjutkan, aspek kerja sama yang diunggulkan UNESA tidak jauh dari bidang unggulannya yaitu pendidikan, olahraga, seni dan disabilitas.
Nah, salah satu yang didorong UNESA lewat kerja sama internasional adalah meningkatkan kesadaran bersama untuk memberikan layanan atau aksesibilitas yang berkualitas kepada penyandang disabilitas.
“Karena itu, kami meluncurkan UNESA-DIMETRIC (Disability Inclusion Metrics) sebagai wadah pemeringkatan perguruan tinggi di dunia dalam hal layanan disabilitas,” jelasnya.
UNESA-DIMETRIC, lanjut Sujarwanto, membawa misi untuk mewujudkan kampus SETARA (sustainable, equality, accountable dan responsible) di dunia.
Pemeringkatan ini diluncurkan sejak 15 Agustus 2022 yang dihadiri Kemenpora RI Zainudin Amali kemudian masuk tahap registrasi institusi di dunia dan hari ini adalah awarding-nya.
“Harapannya seluruh institusi pendidikan di dunia termotivasi untuk sama-sama mewujudkan lingkungan yang ramah bagi penyandang disabilitas,” tutupnya.
ADVERTISEMENT