Konten Media Partner

6 Jurnal Peneliti Muda NU Raih Reputasi Dunia Lewat Scimago Journal Rank 2025

16 April 2025 16:23 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
6 peneliti muda Nahdlatul Ulama (NU).
zoom-in-whitePerbesar
6 peneliti muda Nahdlatul Ulama (NU).
ADVERTISEMENT
6 jurnal di bawah afiliasi Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) masuk Scimago Journal Rank 2025, yakni Nazhruna: Jurnal Pendidikan Islam (Q1), Islamic Guidance and Counseling Journal (Q1), Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam (Q2), Journal of Multidisciplinary Applied Natural Science (Q2), Register: Jurnal Ilmiah Teknologi Sistem Informasi (Q3), Indonesian Journal of Medical Laboratory Science and Technology (Q4).
ADVERTISEMENT
Salah satu jurnal tersebut adalah Indonesian Journal of Medical Laboratory Science and Technology (IJMLST), milik Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa).
Ini menjadi kabar bahagia, karena Unusa kembali menorehkan prestasi di kancah akademik internasional. IJMLST resmi masuk dalam pemeringkatan Scimago Journal & Country Rank (SJR) tahun 2025 dan berada pada kuartil 4 (Q4). Keberhasilan ini semakin mengukuhkan posisi IJMLST sebagai jurnal bereputasi global, setelah sebelumnya berhasil terindeks Scopus pada Oktober 2023 lalu.
IJMLST kini menjadi satu-satunya jurnal di Indonesia dalam bidang Analis Kesehatan atau Teknologi Laboratorium Medik yang tidak hanya terindeks Scopus, tetapi juga menyandang peringkat tertinggi nasional dengan status SINTA 1. Prestasi ini merupakan pencapaian besar, mengingat ketatnya persaingan dalam dunia publikasi ilmiah, khususnya untuk jurnal-jurnal bidang kesehatan.
ADVERTISEMENT
Ketua Bidang 4 Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unusa yang membawahi pengelolaan jurnal ilmiah, sekaligus Ketua Asosiasi Relawan dan Pengelola Jurnal Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (ARJUNU), Dr. Fifi Khoirul Fitriyah, S.Pd., M.Pd., menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas capaian luar biasa ini.
“Kami bangga atas pencapaian IJMLST dan lima jurnal lain di bawah naungan ARJUNU yang berhasil masuk dalam pemeringkatan SJR. Ini adalah bentuk nyata dari kerja keras, dedikasi, dan komitmen untuk terus meningkatkan kualitas jurnal-jurnal ilmiah di lingkungan PTNU,” ujarnya, Rabu (16/4).
Sementara itu Managing Editor IJMLST, Gilang Nugraha, S.Si., M.Si., dosen D4 Analis Kesehatan Unusa, menuturkan bahwa keberhasilan ini bukan sesuatu yang datang secara instan. Sejak didirikan pada tahun 2018, IJMLST sudah diarahkan untuk memenuhi standar dan kriteria jurnal internasional.
ADVERTISEMENT
“Sejak awal kami sadar bahwa untuk bisa masuk Scopus dan SJR, pengelolaan jurnal harus dilakukan secara profesional dan konsisten. Mulai dari seleksi artikel yang ketat, proses peer review yang objektif, hingga promosi dan jejaring internasional, semuanya kami jalankan dengan sungguh-sungguh,” ujar Gilang.
IJMLST sangat ketat dalam proses seleksi naskah. Setiap artikel yang masuk harus memenuhi standar tinggi dari segi kebaruan penelitian, metodologi yang valid, dan kontribusi ilmiah yang signifikan. Hanya naskah yang memenuhi semua aspek tersebut yang akan diterbitkan.
“Kami percaya bahwa tanggung jawab jurnal bukan hanya sebagai wadah publikasi, tetapi juga sebagai penjaga integritas dan kualitas ilmu pengetahuan,” tambahnya.
Selain fokus pada kualitas konten, IJMLST juga aktif mempromosikan jurnal secara internasional. Berbagai strategi diterapkan untuk meningkatkan visibilitas jurnal, seperti partisipasi dalam konferensi internasional, kerja sama dengan jejaring akademik global, dan pemanfaatan media digital. Strategi ini terbukti efektif dalam menarik kontributor dari luar negeri, yang secara langsung memperkaya konten jurnal dengan perspektif global.
ADVERTISEMENT
Keberhasilan IJMLST juga tidak terlepas dari dukungan penuh Unusa. Dukungan ini mencakup pembiayaan, pengadaan infrastruktur teknologi, hingga pelatihan dan peningkatan kapasitas sumber daya editorial. Sinergi yang kuat antara pengelola jurnal dan pihak universitas menjadi kunci utama percepatan indeksasi.
“Tanpa dukungan dari institusi, mustahil kami bisa berkembang seperti sekarang. Ini adalah kerja kolektif seluruh elemen kampus,” tandas Gilang.