news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

95 Persen Makanan Orang Indonesia Kurang Serat

Konten Media Partner
3 April 2022 11:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi sayuran. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sayuran. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Seiring dengan hidup yang serba cepat dan dipenuhi kesibukan, kita semakin dihadapkan pada berbagai tantangan yang dapat meningkatkan stres, waktu untuk beristirahat dan berolahraga yang berkurang, hingga dorongan untuk mengkonsumsi makanan yang tidak baik untuk kesehatan. Semua ini dapat berdampak pada pencernaan kita. Padahal pencernaan yang bermasalah dapat mempengaruhi kenyamanan dalam menjalani rutinitas.
ADVERTISEMENT
Karenanya, penting bagi kita untuk terus menjalani gaya hidup sehat seperti olahraga secara teratur, menjaga tingkat stres, istirahat yang cukup, dan yang paling utama adalah mengonsumsi makanan bergizi seimbang.
Data dari Riskesdas 2018 menunjukkan, bahwa ternyata 95,5% orang Indonesia masih kurang mengkonsumsi serat pangan yang berasal dari sayur dan buah. Padahal keduanya merupakan serat pangan yang memiliki peran kunci dalam menjaga kesehatan saluran cerna.
“Penting bagi kita untuk memastikan kecukupan serat pangan harian karena serat pangan memiliki banyak manfaat di antaranya membantu mengontrol berat badan, mencegah kanker kolon, menurunkan kadar kolesterol, mencegah masalah gastrointestinal, membantu penanggulangan diabetes, bahkan menurunkan resiko penyakit kardiovaskular salah satunya jantung koroner," jelas dr Cindiawaty J. Pudjiadi, MARS, MS, Sp.GK selaku dokter spesialis gizi klinik, dalam webinar bertajuk “#HidupSehatPerluSerat: Nyaman Beraktivitas dengan Pencernaan Sehat”, yang digelar Nestlé Health Science (NHS) belum lama ini.
ADVERTISEMENT
Selain itu, lanjut Cindy, makan makanan berserat tinggi juga dapat membantu mengurangi tingkat stres. Karenanya, agar dapat nyaman menghadapi kesibukan sehari-hari, kita sebaiknya menjaga kesehatan pencernaan dengan mengkonsumsi serat pangan yang cukup.
Menurut AKG Indonesia, PERMENKES RI No. 28, 2019, setiap harinya kita membutuhkan 30 gram serat pangan yang berasal dari buah dan sayur. Kekurangan serat pangan dapat memicu berbagai macam penyakit.
Menurut The World Health Report, kurangnya konsumsi sayur dan buah yang merupakan sumber serat dapat menyebabkan kanker gastrointestinal, penyakit jantung iskemik, dan stroke.
Lebih lanjut Cindy menjelaskan, terdapat dua jenis serat pangan, yaitu serat larut (soluble fiber) dan serat tidak larut (insoluble fiber). Kedua jenis serat ini memiliki fungsi yang berbeda.
ADVERTISEMENT
"Serat larut dalam air dapat memperlambat pencernaan dan penyerapan makanan di dalam usus, sehingga gula darah dapat lebih stabil dan kolesterol darah lebih terkendali, contoh makanan yang mengandung serat larut adalah inulin, oatmeal, sitrus, frukto oligosakarida (FOS). Sedangkan serat tidak larut yang terkandung dalam gandum, beras merah dan cokelat, timun, dan juga tomat dapat membantu memperlancar pergerakan usus sehingga dapat mencegah sembelit," jelasnya.
Cindy yang juga dikenal sering memberikan konsultasi kepada kalangan pesohor Tanah Air, mengungkapkan bahwa beberapa orang foodies yang berkonsultasi dengannya telah menjalani pengaturan pola makan seimbang yang diiringi olahraga teratur serta minum 2 gelas produk nutrisi kaya serat pada pagi dan malam hari.
“Setelah satu bulan, para foodies ini merasa aktivitas Buang Air Besar (BAB) jadi lebih lancar sehingga membuat mereka nyaman beraktivitas. Mengkonsumsi produk nutrisi kaya serat juga dirasa dapat memberikan rasa kenyang lebih lama,” paparnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Cindy pun menuturkan para foodies juga mengalami perbaikan profil lemak serta gula darah.