Ada 50 Anak di Surabaya Terjangkit HIV, Kebanyakan Tertular dari Ibu

Konten Media Partner
17 Februari 2023 11:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak dengan HIV binaan Yayasan Mahameru Surabaya sedang asyik melukis topeng. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Anak dengan HIV binaan Yayasan Mahameru Surabaya sedang asyik melukis topeng. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Yayasan Mahameru mencatat penularan virus HIV pada anak dengan jumlah yang tidak sedikit. Di Jawa Timur terdapat lebih dari 240 anak dengan HIV yang menjadi binaan Yayasan Mahameru. Dari jumlah tersebut sekitar 50 anak di antaranya berasal dari Surabaya.
ADVERTISEMENT
"Kalau di Jawa timur sudah 240 lebih anak dengan HIV yang mendapat pendampingan dari Yayasan Mahameru. Itu yang masih aktif melakukan pengobatan," jelas Indra Suwadi, pendukung Sebaya Yayasan Mahameru, kepada Basra, Jumat (17/2).
"Di Surabaya yang betul-betul kami dampingi sebanyak 25 anak dengan HIV. Sedangkan anak dengan HIV di Surabaya ada sekitar 50 sampai 70 ya. Kebanyakan usia 5 sampai 12 tahun dan tertular dari ibunya," sambungnya.
Menurut Indra, di dalam melakukan pendampingan, pihaknya berusaha membuka mindset orang tua atau pengasuh dari anak dengan HIV. Bahwa anak dengan HIV tetap harus mendapatkan haknya, baik sekolah maupun bermain.
"Nah bagaimana anak-anak dengan HIV ini bisa mendapatkan haknya. Caranya ya anak-anak ini harus sehat. Bagaimana anak-anak dengan HIV bisa tetap sehat? Ya orang tua atau pengasuhnya harus telaten mendampingi anak-anak melakukan terapi atau pengobatan. Pengobatan atau terapi bagi anak dengan HIV itu harus dilakukan secara terus-menerus," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Indra melanjutkan, untuk kasus anak dengan HIV saat ini cenderung menurun. Ini tak terlepas dari keberhasilan program dari pemerintah, yakni program Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak (PPIA).
"Trennya mulai tahun kemarin itu sudah menurun. Karena sudah ada program PPIA," tukasnya.
Diungkapkan Indra, dalam program tersebut semua ibu hamil wajib melakukan tes HIV, tes Sipilis, dan tes Hepatitis C. Tujuannya, untuk memutus rantai penularan dari ibu ke anak.
"Sehingga nantinya tidak ada anak-anak yang lahir dengan HIV. Karena ketika ditemukan ketika masih di dalam kandungan itu bisa dicegah," tandasnya.
Menurutnya, saat ini kasus anak dengan HIV paling banyak dijumpai di kisaran anak dengan usai di atas 4 tahun.
"Kalau yang 4 tahun ke bawah sangat jarang. Karena adanya program PPIA yang sudah dilakukan sejak tahun 2018," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Yayasan Mahameru sendiri cukup aktif melakukan pendampingan terhadap orang dengan HIV AIDS (ODHA) dan anak dengan HIV AIDS (ADHA) sejak tahun 2007.