Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten Media Partner
Ada Siswa Keracunan Menu MBG, Ahli Gizi Unusa Ingatkan Soal Ini
21 Januari 2025 7:57 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Kasus anak sekolah keracunan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak hanya menimpa siswa SDN Dukuh 03 Sukoharjo, Jawa Tengah, tapi juga menimpa siswa SMAN 2 Nunukan Selatan, Kalimantan Utara. Mereka keracunan usai menyantap menu MBG.
ADVERTISEMENT
Paramita Viantry, S.Gz,RD.,M.Biomed, Dosen Prodi S1 Gizi Universitas Nahdlatul Ulama (Unusa) turut angkat bicara terkait adanya kasus keracunan tersebut. Menurutnya, salah satu yang perlu dievaluasi adalah waktu pelaksanaan MBG.
"Dulu kan awalnya Makan Siang Gratis (MSG) sekarang diganti jadi MBG. Waktu pelaksanaan MBG harus betul-betul diperhatikan karena berkaitan dengan ketahanan makanan yang dibagikan ke siswa," terang Paramita kepada Basra, Selasa (21/1).
Paramita melanjutkan, jika memang MBG dijadikan sebagai sarapan siswa di sekolah maka batas maksimal pembagian adalah jam 8 pagi. Mengingat durasi sarapan idealnya hingga jam 8 pagi.
Sedangkan apabila MBG dijadikan sebagai makan siang siswa maka batas maksimal pelaksanaannya adalah jam 2 siang.
"Makan siang itu kan mulai jam 11 sampai jam 2 siang. Kalah memang MBG nya untuk sarapan, siswa diinfo untuk tidak sarapan di rumah karena sarapan bersama di sekolah," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Paramita mengingatkan waktu pelaksanaan MBG berkaitan dengan durasi ketahanan makanan. Jika pengemasannya kurang tepat maka makanan bisa cepat basi.
"Misalnya makanan yang sudah dimasak langsung dikemas dan ditutup rapat kan bisa menyebabkan makanan berkeringat. Begitu pula kalau makanan untuk makan siang kalau terlalu lama dalam kemasan dengan kondisi berkeringat itu bisa cepat basi. Jadinya tidak baik dikonsumsi anak-anak," jelasnya.
Paramita juga menuturkan terkait pemilihan bahan dan cara pengolahan menu MBG haruslah tepat. Jika memang program ini bertujuan untuk pemenuhan gizi anak maka bahan makanan yang diberikan tidak bisa asal tapi juga harus diperhatikan kandungan gizinya.
"Makan Bergizi Gratis berbeda dengan makan bersama yang diberikan ke orang-orang. Kalau makan bersama, makanan yang diberikan tidak perlu memperhatikan kandungan gizinya yang penting bisa makan bareng-bareng. Berbeda halnya dengan MBG, ini ada goal (tujuan) yang ingin dicapai jadi tidak bisa sembarangan untuk pemilihan bahan makanannya," tukas Paramita.
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang ahli gizi Paramita mengapresiasi pelaksanaan program MBG karena bertujuan untuk pemenuhan gizi anak dalam rangka mewujudkan generasi emas. Hanya saja ada beberapa hal yang perlu perhatian khusus.
"Programnya baik, sayang kalau pelaksanaannya juga tidak maksimal. Semoga ke depan program MBG ini bisa berjalan lebih baik lagi," pungkasnya.