Konten Media Partner

Agar Tak Boros, Begini Cara Bijak Ajari Anak Kelola Angpao Lebaran

4 April 2025 8:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi angpao lebaran. Source: Uprint.id
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi angpao lebaran. Source: Uprint.id
ADVERTISEMENT
Saat momen lebaran, hal yang paling dinantikan anak-anak ialah mendapat THR atau angpao lebaran. Tetapi, anak perlu diajari bagaimana mengelola uang tersebut. Tujuannya agar uang yang didapat tidak cepat habis atau justru untuk membeli sesuatu dengan boros.
ADVERTISEMENT
Dosen Ekonomi Syariah UM Surabaya Fatkur Huda membagikan tips agar orang tua mengajari anak cara mengelola angpao lebaran dengan bijak.
Pertama, memahamkan akan kebutuhan dan keinginan. Kata Fatkur cara yang perlu dilakukan adalah memberikan pemahaman kepada anak tentang konsep kebutuhan dan keinginan, hal ini untuk membantu anak agar dapat mengelola angpao sebagaimana kebutuhan yang prioritas.
“Cara ini sudah dapat diajarkan kepada anak kita yang memasuki usia 4-6 tahun,” ujar Fatkur, Jumat (4/4).
Hal ini bukan tidak mungkin, anak sudah mulai dapat diajak berdiskusi tentang apa yang harus dibeli sebagai kebutuhan atau hanya sebagai sebuah keinginan saja. Contoh tentang alokasi untuk kebutuhan sekolah mereka, yang sifatnya menunjang pembelajaran.
Kedua, mengajarkan pengelolaan keuangan yang produktif. Mendapat uang angpao tentu akan menjadikan anak semakin konsumtif, sebab uang yang didapat dianggap sebagai sebuah bonus.
ADVERTISEMENT
“Bagi anak yang sudah memasuki usia sekolah dasar (usia 7-12 tentu dapat kita arahkan untuk belajar produktif dalam mengelola keuangan. Hal ini dimaksudkan agar angpao yang diterima tidak habis dalam waktu sekejap,” terangnya.
Menurutnya, anak di usia ini sudah dapat diarahkan untuk bisa membelanjakan uangnya ke arah yang produktif seperti menabung maupun investasi jangka pendek, orang tua juga bisa mengajak anak untuk belajar berwirausaha.
Pada usia ini orang tua harus mendampingi untuk menentukan tujuan daripada investasi maupun usaha yang dilakukan, agar di kemudian hari dapat dilakukan sebuah evaluasi.
Ketiga, mengajarkan untuk melakukan belanja dengan bijak. Memasuki anak dengan usia sekolah menengah pertama (usia 13-15 tahun) maka perlu pendekatan yang lebih dewasa, anak seusia ini sudah memiliki pilihan yang akan dilakukan dalam setiap belanja. Namun tentu perlu diingatkan lagi akan nilai kebutuhan dan keinginan dan selanjutnya berikan ia kebebasan untuk mengelola angpao lebaran miliknya dengan bijak.
ADVERTISEMENT
Fatkur menegaskan, memberikan tambahan pengetahuan tentang cara kerja uang yang tidak sebatas sebagai alat tukar barang, tapi juga dapat sebagai alat investasi masa depan jangka panjang menjadi sangat penting seperti investasi dana pendidikan dengan membuka rekening atas nama sendiri dan atau menginvestasikan dalam bentuk emas.
Keempat, ajarkan tentang kemandirian dalam mencari uang. Anak dengan status sekolah menengah atas (rentan usia 16-18) masih menjadi anak kategori remaja atau belum dewasa yang tentu segala kebutuhannya masih menjadi tanggung jawab orang tua. Namun sebagai media pembelajaran anak harus dipahamkan tentang cara mencari uang sendiri. Tentu di usia ini tujuannya bukan untuk memenuhi kebutuhannya, melainkan agar anak mengerti akan kemandirian dalam mencari uang yang tentu tidak mudah.
ADVERTISEMENT
“Sehingga dia bisa lebih berhemat dan berhati-hati dalam mengelola angpao lebaran yang didapatkan,” pungkas Fatkur.