Ahli Ungkap LGBT Terjadi Akibat Adanya Kelainan Genetik

Konten Media Partner
19 Mei 2022 14:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Pixabay.
ADVERTISEMENT
Belum lama ini, fenomena LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender) menjadi topik hangat yang diperbincangkan oleh masyarakat. Pasalnya, beberapa publik figur mulai terbuka dan memberikan support mereka soal hal ini.
ADVERTISEMENT
Misalnya saja Ragil Mahardika dan suami gay-nya Fred yang kini tinggal di Jerman. Dimana keduanya mengaku menjadi penyuka sesama jenis, apalagi sejak hadir di podcast Deddy Corbuzer.
Lantas, apa penyebab seseorang menjadi LGBT?
Menjawab hal itu, Ahli Genetik Unair Zakiyatul Faizah dr M Kes menjelaskan, jika manusia dibedakan secara jenis kelamin menjadi dua, yaitu laki-laki dan perempuan.
Laki-laki memiliki kromosom XY, sedangkan perempuan kromosom XX. Untuk dapat terbentuk laki-laki dan perempuan yang sempurna, perlu ada kromosom, gen, dan hormon yang normal.
Dalam kondisi tertentu, muncul beberapa kelainan yang mengakibatkan tidak terbentuknya laki-laki dan perempuan yang sempurna.
“Kelainan ini bisa terjadi pada tingkat kromosom, gen, maupun hormonal. Spektrum kelainan ini juga sangat luas. Dari yang tidak berbahaya sampai mengancam jiwa. Bisa jadi seseorang berpenampilan laki-laki, tapi memiliki kromosom wanita atau sebaliknya,” jelasnya, Kamis (19/5).
ADVERTISEMENT
Menurut d Faizah, kelainan pada gen penentu jenis kelamin dapat mempengaruhi bentuk organ kelamin dan ciri seksual sekunder seseorang. Untuk memastikan kelainan tersebut perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium karena tidak bisa hanya dengan klaim sepihak.
“Biasanya pada orang yang mengalami kelainan pada jenis kelaminnya diberi pilihan untuk menjadi laki-laki atau perempuan. Tentunya dengan melalui pemeriksaan dan konsultasi yang holistik. Jenis kelamin itu berbeda dengan gender dan seksualitas,” ungkapnya.
Ia menuturkan, jika jenis kelamin seseorang terbentuk sejak di dalam kandungan. Sementara, gender dan seksualitas dipengaruhi faktor dari luar seperti lingkungan, sosial, psikologis, dan pergaulan.
“Bisa jadi memang ada kelainan pada kromosom, gen, maupun hormonalnya. Sehingga tidak menjadi laki-laki dan perempuan sempurna, tapi harus benar-benar dibuktikan melalui serangkaian pemeriksaan bahwa benar ada kelainan karena jenis kelamin itu berbeda dengan gender dan seksualitas,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Menurut dr Faizah, seksualitas sangat dipengaruhi faktor dari luar. Dalam beberapa kasus, terdapat seorang laki-laki atau perempuan normal. Tapi preferensi seksualnya tidak sebagaimana laki-laki dan perempuan normal.
“Karena seksualitas dipengaruhi oleh banyak hal, bisa jadi memang bisa berubah-ubah sesuai pengaruh yang didapatkan. Tapi secara genetik jenis kelamin itu tidak bisa berubah-ubah,” pungkasnya.