Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Anak-anak Pelosok Mojokerto Sulit Berbahasa Indonesia Nyaman Berbahasa Jawa
1 Agustus 2024 7:47 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang digunakan masyarakat Indonesia dalam berkomunikasi. Sebagai bahasa nasional, tentunya tak sulit memakai bahasa Indonesia dalam keseharian. Namun fakta berbeda dialami anak-anak di pelosok Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, tepatnya di SDN Sumberjati.
ADVERTISEMENT
Anak-anak di sekolah tersebut justru kesulitan berbahasa Indonesia. Alhasil, dalam kesehariannya mereka lebih nyaman memakai bahasa Jawa.
"Mboten saget (tidak bisa) bahasa Indonesia," ujar Aqila Nafisa Arfiana, siswi kelas 6 SDN Sumberjati, saat berbincang dengan Basra, disela kegiatan KKN internasional yang diselenggarakan Petra Christian University (PCU), (31/7).
Aqila mengaku kesulitan berkomunikasi dengan bahasa Indonesia. Namun jika ada yang berbahasa Indonesia, Aqila mengaku memahami artinya.
"Ngertos artine (tahu artinya) namung mboten saget (tidak bisa mengucapkannya)," imbuh Aqila.
Selain berbahasa Jawa di rumah, di sekolah Aqila juga bertutur dengan bahasa Jawa, tak terkecuali dengan sang guru.
Hal senada juga dialami Nadin Erisa. Teman sekelas Aqila ini juga mengaku kesulitan jika harus bertutur kata dengan bahasa Indonesia. Bahkan saat Basra memintanya untuk berbicara dengan bahasa Indonesia, Nadin hanya tersenyum.
"Ngomong Jowo mawon (bahasa Jawa saja)," tukas Nadin.
ADVERTISEMENT
Lita Anggrawati, salah satu guru SDN Sumberjati, mengungkapkan jika anak-anak didiknya kesulitan berbahasa Indonesia karena minimnya literasi yang diterima. Banjir bandang yang menerjang dusun Sumberpetung lima tahun silam menjadi salah satu penyebab minimnya literasi yang diterima anak didiknya.
"Karena banjir itu kami kehilangan buku-buku dan media literasi lainnya untuk anak-anak belajar," tutur Lita.
Selain itu, lokasi SDN Sumberjati yang terletak di dusun Sumberputung, kelurahan Sumberjati, kecamatan Jatirejo, kabupaten Mojokerto, juga menjadi salah satu penyebab anak-anak setempat kesulitan berbahasa Indonesia.
"Tempat kami ini cukup pelosok, berada di daerah perbukitan. Bahkan sinyal internet saja tidak ada. Kalau mau internetan ya harus turun ke bawah dulu," ungkap Lita yang mengaku harus menempuh perjalanan 12 kilometer dari rumah ke SDN Sumberjati.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Lita bersama guru-guru lainnya terus mendorong anak didik mereka agar terbiasa berbahasa Indonesia ketika berkomunikasi di sekolah.
"Kami selalu mendorong anak-anak untuk berbahasa Indonesia, tapi memang tidak mudah. Pernah kami diprotes anak-anak ketika mengajar memakai bahasa Indonesia, mereka mintanya bahasa Jawa," terang Lita.
Lita menambahkan jika anak-anak didiknya kurang percaya diri jika berkomunikasi dengan bahasa Jawa.
"Mereka takut salah kalau ngomong pakai bahasa Indonesia, makanya mereka lebih nyaman berbahasa Jawa," tandasnya.
Live Update