Konten Media Partner

Antisipasi Bullying saat MPLS, Dispendik Surabaya Minta Sekolah Lakukan Ini

15 Juli 2024 12:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Dispendik Kota Surabaya, Yusuf Masruh (pegang microphone) saat menghadiri MPLS di SDN Kaliasin 1 Surabaya. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Dispendik Kota Surabaya, Yusuf Masruh (pegang microphone) saat menghadiri MPLS di SDN Kaliasin 1 Surabaya. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hari ini siswa sekolah di Surabaya menjalankan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya meminta untuk MPLS di lingkungan SMP Negeri dan Swasta agar para kepala sekolah dan guru untuk mendampingi siswanya. Tujuannya agar tidak terjadi adanya bullying terhadap siswa baru di lingkungan sekolah ketika MPLS berlangsung.
ADVERTISEMENT
“Nah, kakak kelasnya ini kan nanti akan melatih dan memotivasi adik-adiknya bagaimana caranya berorganisasi dan memimpin. Per gugus tetap didampingi oleh teman-teman guru, soalnya untuk menghindari bullying, karena kan anak baru persepsinya nggak sama,” ujar Kepala Dispendik Kota Surabaya, Yusuf Masruh saat saat inspeksi mendadak (sidak) MPLS di SD Negeri Kaliasin 1, Senin (15/7).
Sementara itu untuk MPLS di jenjang SD, Yusuf meminta setiap sekolah untuk menerapkan program transisi PAUD ke SD dengan cara yang menyenangkan.
"Tujuan adanya transisi dari PAUD ke SD yang menyenangkan ini, agar anak-anak merasa senang dan nyaman ketika belajar di sekolah. Jadi ketika anak-anak masuk sekolah pertama itu bersama orang tua, kemudian dijelaskan program dari masing-masing sekolah, setelah itu kita kasih hiburan, sehingga anak-anak ini mindset-nya, oh ternyata sekolah ini menyenangkan,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Yusuf menjelaskan, MPLS untuk siswa SD nantinya akan berlangsung selama dua minggu ke depan. Di masa ini, siswa akan dikenalkan dengan berbagai program-program dan juga dikenalkan dengan guru-guru mereka di sekolah.
“Kenapa MPLS anak SD ini selama dua minggu? Karena harus dilakukan dengan cara bertahap. Nah, berbeda dengan siswa SMP yang hanya seminggu sudah cukup, kalau anak yang di SD itu kan butuh waktu panjang, sehingga harapan kami di semester pertama (pelajarannya) itu 60-80 persen menyenangkan,” jelas Yusuf.
Di kesempatan ini, Yusuf juga berpesan kepada orang tua siswa agar tidak terlalu khawatir meninggalkan anaknya di sekolah selama MPLS. Tujuannya, agar siswa menjadi anak yang mandiri. Menurutnya, jika anak-anak tidak dilepas oleh orang tua, maka rasa nyaman dan menyenangkan di sekolah akan hilang.
ADVERTISEMENT