Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten Media Partner
Antisipasi Penculikan, Latih Anak Lakukan Hal Ini
7 Januari 2023 11:10 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Maraknya tindak penculikan anak, orang tua diminta untuk mengajari anak sedini mungkin untuk tidak gampang mau diajak orang, termasuk ketika disapa dengan ramah oleh orang lain.
ADVERTISEMENT
"Kalau kita melihat film-film terutama di Barat, itu kan anak sedari kecil mungkin mulai PAUD itu diajarkan untuk tidak gampang (ikut orang). Bahkan ketika disapa dengan ramah sekalipun oleh orang itu tidak boleh dilihat atau disapa balik," kata Kriminolog Universitas Surabaya (Ubaya), Dr. Elfina L.Sahetapy, S.H., LL.M, kepada Basra, Sabtu (7/1).
"Kalau kita ke Bali ada anak-anak bule yang lucu-lucu kemudian kita sapa, nah kalau orang Indonesia mungkin akan tersenyum ketika disapa. Tapi kalau mereka (bule) kan terkesan sombong, terkesan sedikit tidak ramah. Karena itu memang yang sudah diajarkan sejak kecil bahwa terhadap orang asing tidak boleh seenaknya tersenyum atau menyapa. Ini yang saya lihat ya," sambungnya.
Perempuan yang kerap disapa Ina ini tak menampik jika orang Indonesia dikenal cukup ramah. Bahkan tidak keberatan jika si anak dipegang-pegang oleh orang lain.
ADVERTISEMENT
"Artinya kita menghargai keramahan orang. Tapi di satu sisi keramahan itu yang justru dipakai para pelaku untuk melakukan tindak penculikan," tegasnya.
Ina lantas memberikan contoh kasus seorang ibu yang sedang menggendong anaknya, kemudian datang orang asing yang memuji kelucuan anaknya. Setelahnya orang tersebut menawarkan kepada si ibu agar anaknya diikutkan lomba bayi lucu.
"Dan orang itu bilang sebelum lomba si anak harus difoto dulu. Kemudian dibawalah si anak untuk difoto. Apakah si anak kembali? Jawabannya tidak," tandasnya.
Berkaca dari kasus tersebut, Ina menyayangkan tidak sedikit ibu-ibu yang begitu mudah mempercayai tawaran atau iming-iming dari orang asing sehingga tidak menyadari jika anaknya dalam bahaya.
"Kadang-kadang kita juga melihat anak-anak yang lagi main sedangkan si ibu sibuk dengan urusan lain seperti melayani pembeli di tokonya. Anak dibiarkan bermain dengan dalih sudah biasa main di lingkungan sekitarnya," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Kadang-kadang masyarakat kita ini masih percaya dengan lingkungan sekitar yang kelihatannya akan saling mengawasi meskipun bukan anaknya. Tapi kita mana tahu kalau tiba-tiba ada seseorang yang datang dan mengajak si anak apalagi selama si anak tidak menangis dan kenal orang itu. Kita kan tidak tahu yang datang itu punya maksud apa? bisa saja kan penjahat," lanjutnya.
Ditegaskan Ina, orang tua harus membiasakan anak selalu berpamitan ketika akan keluar rumah. Kemudian anak juga harus diajarkan untuk tidak gampang ikut orang meski sudah kenal sekalipun.
"Pendidikan semacam ini kelihatannya sepele tapi punya dampak yang luar biasa. Kita juga selalu berpikir bahwa lingkungan kita ini aman padahal sudah tidak aman," tandasnya.