Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Antisipasi Pneumonia, Seperti Ini Upaya yang Dilakukan Pemkot Surabaya
8 April 2025 10:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Pneumonia kembali menjadi perhatian setelah beberapa waktu lalu aktris Taiwan Barbie Hsu meninggal gara-gara penyakit tersebut. Bagaimana kasus pneumonia di Surabaya?
ADVERTISEMENT
Pneumonia merupakan infeksi akut pada saluran pernapasan bawah yang secara spesifik menyerang paru-paru. Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya pun meningkatkan akses vaksinasi dan skrining kesehatan dalam mencegah penyakit Pneumonia di Kota Surabaya.
“Dinkes Surabaya juga terus melakukan skrining kesehatan terintegrasi sejak tahun 2024, dan terintegrasi dengan pengendalian penyakit tidak menular maupun menular, serta program kesehatan lainnya,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Nanik Sukristina, belum lama ini.
Dengan pendekatan terpadu ini, Nanik berharap deteksi dini masalah kesehatan dapat dilakukan lebih efektif, sehingga intervensi medis atau pencegahan dapat diberikan secara tepat waktu.
“Integrasi ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pelayanan kesehatan, memastikan cakupan yang lebih luas, dan memberikan pelayanan yang komprehensif kepada masyarakat,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
“Berdasarkan data laporan Fasyankes di Kota Surabaya, trend 3 tahunan data pelaporan menunjukkan adanya penurunan sebesar 7,6 persen,” imbuhnya.
Nanik menyebut, faktor-faktor seperti polusi udara, infeksi virus, dan perilaku hidup masyarakat tetap berkontribusi terhadap kejadian Pneumonia di Kota Surabaya. Oleh sebab itu, upaya pencegahan seperti vaksinasi, edukasi kesehatan, dan pengawasan kualitas udara penting dilakukan secara terintegrasi untuk mengurangi faktor risiko dan kejadian kasus Pneumonia di masyarakat.
“Beberapa faktor penyebab Pneumonia, antara lain infeksi bakteri, infeksi jamur, infeksi virus, faktor lingkungan, faktor komorbid, faktor usia, dan sistem imun yang lemah,” ujar dia.
Pada orang dewasa, Nanik menyebut jika mengalami batuk selama kurang dari 2 minggu maka diminta segera ke layanan kesehatan. Beberapa ciri-ciri Pneumonia yang dapat dikenali oleh masyarakat, antara lain mengalami batuk yang mungkin disertai dengan dahak, yang bisa berwarna kuning, hijau, atau bahkan berdarah. Lalu sesak napas, kesulitan bernapas atau napas yang cepat dan dangkal.
ADVERTISEMENT
“Kemudian demam disertai dengan menggigil. Nyeri dada atau rasa tidak nyaman di dada, terutama saat bernapas dalam-dalam atau batuk. Kelelahan yang berlebihan dan kurang energi, dan gejala flu seperti pilek, sakit tenggorokan, dan nyeri tubuh yang umum terjadi pada infeksi saluran pernapasan atas,” jelasnya.
Lebih lanjut, Nanik menegaskan, Dinkes Surabaya juga bekerja sama dengan Dinkes Provinsi Jawa Timur, serta Balai Besar Karantina Kesehatan (BBKK) Surabaya, baik di bandara maupun di pelabuhan untuk menangkal dan mengidentifikasi penyakit menular, termasuk Pneumonia atau penyakit lainnya yang berpotensi dibawa oleh pelaku perjalanan internasional.
“Kami melakukan skrining kesehatan di pintu masuk negara, baik di bandar pelabuhan maupun bandara udara. Melakukan pemantauan dan pelacakan kontak, memberikan edukasi dan sosialisasi, pelaksanaan respons cepat terhadap potensi wabah, melakukan pertukaran data dan informasi penyakit potensial wabah maupun data kontak, serta memberikan pelatihan dan peningkatan kapasitas,” tegasnya.
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan bahwa BPJS Kesehatan memberikan jaminan pelayanan kesehatan untuk berbagai penyakit. “Termasuk Pneumonia yang tergolong dalam penyakit serius dan memerlukan penanganan medis. Tergantung pada jenis perawatan,” pungkasnya.