Arumi Ungkap Kisah Emil Dardak Pernah Kena DBD di Jepang Hingga Harus Diisolasi

Konten Media Partner
5 Maret 2024 8:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Arumi Bachsin. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Arumi Bachsin. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Saat ini di wilayah Jawa Timur terjadi kenaikan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Hingga minggu ketiga bulan Februari 2024 sudah ada lebih dari 3000 kasus DBD yang tersebar di 38 Kabupaten/Kota. Arumi Bachsin, mantan Ketua PKK Provinsi Jawa Timur punya kisah tak terlupakan terkait DBD.
ADVERTISEMENT
Ibu tiga anak ini memaparkan kisah ketika sang suami, Emil Dardak, terserang DBD.
“Waktu itu mas Emil sedang kuliah S3 di Jepang. Setelah sempat pulang ke Indonesia untuk Lebaran, waktu balik ke Jepang, kondisi drop. Dan begitu periksa ke rumah sakit (di Jepang), langsung masuk ruang isolasi,” terangnya dalam sebuah talk show di Surabaya, akhir pekan kemarin.
Arumi melanjutkan, ketika dicek darahnya ada virus yang tidak dikenal sehingga kondisi Emil dianggap berbahaya dan harus diisolasi.
“Untung waktu konsultasi dengan dokter di Indonesia dishare hasil lab-nya, langsung diketahui bahwa itu di Indonesia dikenal dengan DBD,” tuturnya.
Setelah dokter di Jepang mendapat jawaban tersebut dari dokter Indonesia, baru bisa dilakukan penanganan yang tepat pada Emil.
ADVERTISEMENT
Selain tentang Emil, Arumi juga mengungkap cerita teman sang ayah yang harus kehilangan anggota keluarganya karena DBD.
”Beliau memiliki teman yang kehilangan satu keluarga akibat DBD. Padahal mereka secara konsisten melakukan 3M, dan tidak membiarkan ada genangan di mana pun. Tapi tetap kena DBD," ungkapnya.
Ternyata setelah cari-cari, sumbernya berada pada genangan air di belakang kulkas.
“Sejak kejadian itu, saya dan keluarga, bahkan terbawa sampai saya menikah, membiasakan diri untuk selalu menerapkan 3M Plus. Apalagi sekarang kita sudah bisa mendapatkan pencegahan DBD yang menyeluruh, bukan hanya dari luar melalui 3M Plus, tetapi juga dari dalam dengan vaksinasi,” tukasnya.
Arumi juga menuturkan pengalamannya saat menjadi Ketua PKK Provinsi Jawa Timur. Arumi mengungkapkan bahwa kepedulian warga Jatim terhadap DBD ini sebenarnya sangat tinggi.
ADVERTISEMENT
“Tetapi kontradiktifnya adalah tindakan yang dilakukan (untuk pencegahan timbulnya DBD) masih rendah,” tuturnya.
Arumi melanjutkan, kesadaran warga Jatim terhadap tindakan 3M sudah tinggi.
“Sayang, biasanya baru bergerak setelah ada saudara atau teman kena DBD. Baru mulai cek jentiknya. Inisiatif proteksi diri masih perlu ditingkatkan agar lebih baik lagi,” tandasnya.