Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Asyik! Mulai Hari Ini Siswa SD dan SMP di Surabaya Bebas dari PR
10 November 2022 13:39 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Bertepatan dengan momen Hari Pahlawan, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mulai menerapkan pembebasan Pekerjaan Rumah (PR) bagi siswa SD dan SMP Negeri maupun Swasta di Surabaya.
ADVERTISEMENT
Kebijakan pembebasan PR ini bertujuan untuk memberikan ruang kreatif kepada anak, serta meningkatkan kemampuan siswa untuk bersosialisasi.
Kabar ini disambut baik oleh siswa, orang tua, maupun pihak sekolah. Adinda Azzah Ramdani misalnya, siswi kelas 9 SMP 17 Agustus 1945 Surabaya ini mengaku senang karena tugas sekolah menjadi berkurang.
"Karena sekolah kita juga full day kan. Mulai jam 07.00 WIB-15.00 WIB. Itu pun teman-teman banyak yang mengeluh. Dengan adanya kebijakan ini beban siswa juga berkurang," tuturnya pada Basra, Kamis (10/11).
Terkait adanya pendidikan karakter bagi siswa, Adinda mengatakan jika hal itu tidaklah masalah. "Justru bagus, karena pendidikan karakter sangat dibutuhkan. Sehingga anak-anak jadi lebih tahu bagaimana yang benar dan bagaimana yang salah," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Senada dengan Adinda, Aisyah Naza Sabrina siswi kelas 6 SDN Jemur Wonosari 1 mengaku, jika dipangkas-nya waktu belajar dapat digunakan untuk membantu orang tua di rumah.
"Sebenarnya ada bagusnya juga, siswa bebannya bisa berkurang, karena tidak banyak tugas dan di rumah mereka bisa bantu orang tuanya , misal jaga warung atau bantu bersih-bersih," ucapnya.
Tanggapan pihak sekolah
Sementara itu, Husaini Effendi selaku Kepala SDN Jemur Wonosari 1 Surabaya mengatakan, adanya kebijakan baru ini membuat suasana belajar menjadi lebih dinamis.
Bahkan pihaknya memasukkan unsur surabaya eco school hingga memasukkan unsur permainan tradisional dalam pendidikan karakter.
"Karena dalam kegiatan ini tidak melulu ke akademik, tapi di dalamnya juga ada pembiasan berkarakter. Kemudian kita juga memasukkan unsur Surabaya eco school, profil pemuda pancasila, dan memasukkan unsur permainan tradisional. Karena banyak anak-anak yang belum mengenal, jadi kita bisa mengenalkan kembali," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Di lain tempat, Aditya Yoastara Selaku Waka Humas SMP 17 Agustus 1945 menuturkan, adanya pembebasan PR diganti dengan pendidikan karakter adalah sebuah terobosan yang bagus.
"Karena jargon kami kan 'Patriot Merah Putih', patriot pasti punya jiwa nasionalis dan jiwa kebangsaan, ini yang kami tekankan. Dari profil pemuda Pancasila yang kita ambil yaitu kemandirian, gotong royong dan semangat juang.
Harapannya anak-anak punya sifat nasionalisme, menghargai pahlawan dan nilai-nilai Pancasila," tukasnya.
Wali murid
Ari Susanto, salah satu orang tua siswa ini juga setuju dengan dibebaskan-nya siswa dari PR. "Saya setuju, karena pada dasarnya sama saja. Intinya anak-anak jangan sampai vakum seperti waktu corona (pandemi) kemarin banyak yang main gadget," pungkasnya.