Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Ayo Jadi Guru, Ajak Generasi Muda jadi Guru yang Menyenangkan
21 Januari 2023 10:20 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Kemendikbudristek menyebut, Indonesia masih kekurangan jumlah pendidik hingga 1 juta guru. Pasalnya saat ini, banyak generasi muda yang enggan jadi guru, karena guru dianggap kurang sejahtera dan tidak menarik.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal itu, Marsaria Primadonna, ketua Kampus Guru Cikal mengajak generasi muda untuk menjadi guru. Menurutnya, menjadi guru mempunyai banyak sekali kenikmatan.
"Jadi guru itu menyenangkan. Kita bisa mendengarkan berbagai pandangan murid, melihat aktivitas mereka, hingga mengamati perkembangan murid adalah hal yang membahagiakan," kata Pima dalam Expert Talk Ayo Jadi Guru secara luring, Sabtu (21/1).
Terkait karier, Pima menyebut seorang guru seharusnya tidak perlu khawatir. Ada banyak pilihan karier protean yang bisa ditekuni guru. Misalnya saja menjadi guru penulis, guru content creator, guru asesor, dan masih banyak lainnya.
“Karier protean ini tidak kemudian menjadi beban karena ada pekerjaan tambahan. Justru kompetensi yang dikembangkan di luar kelas ini akan bisa berdampak pada kompetensi kita untuk mengajar murid. Jadi uangnya dapat, ilmunya juga dapat,” sebutnya
ADVERTISEMENT
Ia juga menegaskan, jika guru merupakan profesi yang tidak akan tergantikan oleh teknologi. Namun, diperlukan arus merdeka belajar atau berpihak pada murid, memiliki kemampuan merancang kurikulum yang berorientasi pada kebutuhan murid, serta cerdas digital.
Pima mengatakan, menjadi guru yang cerdas digital bukan sekadar menggunakan bermacam-macam aplikasi. Namun mampu mengintegrasikan teknologi, pedagogi, dan keahlian subjeknya untuk membuat strategi pembelajaran di kelas.
“Tentu tidak bisa disamakan ya mengajar murid di abad ke-19 dengan sekarang. Oleh karena itu, kalau di Kampus Guru Cikal, kami menyelenggarakan program Ayo Jadi Guru. Di program ini kami ajak generasi muda, dengan latar pendidikan apa pun, yuk jadi guru dengan kompetensi abad ke-21. Kita ciptakan pembelajaran yang merdeka di ruang-ruang kelas,” tukasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Namira Fauzia, salah seorang peserta Ayo Jadi Guru, mengungkapkan kekagumannya pada guru-guru pengisi Sesi Expert Talk di program AJG.
Melalui pengalaman yang dibagikan para narasumber, ia yakin jika guru bisa pembelajaran yang bermakna tanpa harus menggunakan biaya yang besar.
“Yang paling menarik saat Sesi Expert Talk karena langsung diperlihatkan contoh konkret praktik baik. Melihat sesi belajar yang anak-anaknya aktif, memotivasi saya bahwa pembelajaran seperti itu sangat dapat direalisasikan,” tuturnya.
Namira juga tidak khawatir dengan stigma yang ada terkait karier menjadi guru. “Saya bahagia kalau melakukan hal yang saya senang dan bermanfaat untuk orang lain. Kalau jadi guru yang mengajarnya bisa memberi makna, pasti akan bahagia melihat output murid,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT