Konten Media Partner

Bantu Warga Pedesaan, Mahasiswa di Surabaya Bikin Paving Block dari Kulit Kerang

29 September 2023 18:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Infrastruktur Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) saat mengumpulkan limbah kulit kerang di Desa Banjar Kemuning, Sidoarjo, untuk dijadikan paving block. Foto: Humas ITS
zoom-in-whitePerbesar
Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Infrastruktur Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) saat mengumpulkan limbah kulit kerang di Desa Banjar Kemuning, Sidoarjo, untuk dijadikan paving block. Foto: Humas ITS
ADVERTISEMENT
Kulit kerang sering dianggap sebagai limbah yang tidak memiliki daya jual lagi. Namun, anggapan ini berbeda dengan Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Infrastruktur Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Memanfaatkan kandungan kulit kerang, tim ini mengembangkan limbah kulit kerang menjadi paving block untuk infrastruktur di Desa Banjar Kemuning, Sedati, Kabupaten Sidoarjo.
ADVERTISEMENT
Wakil ketua KKN, Thania Elisabeth Wahyudi, bercerita bahwa ide pemanfaatan limbah kulit kerang ini muncul dari kondisi lingkungan warga yang dipenuhi sisa kulit kerang. Limbah tersebut muncul dari aktivitas warga yang mayoritasnya bekerja sebagai nelayan. Bersama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Thania dan tim memanfaatkan kandungan silika dalam kulit kerang sebagai pengganti agregat dalam paving block.
Thania menjelaskan, limbah kerang memiliki andil dalam menjadikan Desa Banjar Kemuning sebagai kawasan kumuh paling luas di Kabupaten Sidoarjo. Berdasarkan survei timnya, tumpukan limbah kulit kerang yang ada di area perumahan warga tidak dikelola dengan baik.
“Limbah kulit kerang yang mengalami pembusukan menimbulkan bau dan masalah kesehatan,” ujarnya, Jumat (29/9).
Oleh karena itu, Thania dan tim mencari alternatif pengolahan limbah kulit kerang untuk menekan jumlah limbah sekaligus meningkatkan infrastruktur desa.
ADVERTISEMENT
Timnya menemukan bahwa kandungan silika alumina dalam kerang memiliki sifat pozzolan sehingga dapat menggantikan semen sebagai pengikat adonan paving block.
Untuk itu, Thania menuturkan bahwa kulit kerang harus dihaluskan terlebih dahulu sehingga menjadi produk bubuk. Uniknya, tim KKN ini menggunakan alat penghancur kulit kerang karya alumni mahasiswa Departemen Teknik Mesin ITS.
“Kami berkolaborasi untuk menghasilkan produk penepungan kulit kerang terbaik,” terang Thania.
Bubuk kulit kerang kemudian dicampurkan ke dalam adonan atau mix design paving block sebagai bahan substitusi agregat.
Berdasarkan perhitungan tim KKN-nya, bubuk kulit kerang tersebut mampu menggantikan 10 persen agregat yang diperlukan dalam pembuatan paving block. Dengan begitu, setiap pembuatan paving block akan menghemat persediaan pasir dan kerikil.
ADVERTISEMENT
Meskipun masih menggunakan pencetakan manual, tetapi proses produksi yang dibantu mesin penghancur kulit kerang ini mampu menghasilkan sepuluh paving block dalam waktu satu jam.
Thania mengungkapkan, selama KKN, timnya berhasil memproduksi sepuluh paving block sebagai percobaan dan simulasi kepada warga. Tercatat, paving block yang diproduksi secara layak digunakan sebagai alas pejalan kaki atau trotoar dan pembatas taman.
Mahasiswa angkatan 2021 ini juga menyebutkan bahwa KKN Infrastruktur ini berjalan selama dua bulan. Pada akhir masa KKN ini, tim memberikan Mesin Penggiling Kulit Kerang dan Motor Pemadam Kebakaran yang merupakan amanah dari Tim KKN Infrastruktur tahun lalu. Tidak lupa tim ini juga memberikan sosialisasi penggunaan dan perawatan alat penepungan dan pencetakan.
Diakui Thania, bukan hanya Desa Banjar Kemuning yang mengalami masalah penumpukan limbah kulit kerang. Terpantau desa-desa yang ada di sekitar Desa Banjar Kemuning pun mengalami masalah serupa.
ADVERTISEMENT
Thania berharap, KKN yang dilaksanakan timnya kali ini dapat menjadi awal untuk membenahi masalah di desa-desa pesisir tersebut.
“Ke depannya, semoga ada kegiatan yang dapat lebih mendorong topik ini sehingga mampu memaksimalkan desa-desa tersebut,” pungkasnya.