Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten Media Partner
Begini Alur Penerimaan Pasien COVID-19 di Rumah Sakit Lapangan Tembak Surabaya
8 Juli 2021 16:21 WIB
·
waktu baca 3 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 13:50 WIB
ADVERTISEMENT
Rumah Sakit Lapangan Tembak (RSLT) yang berada di Kelurahan Kedung Cowek, Surabaya, menerima rujukan pasien
ADVERTISEMENT
COVID-19 hingga 150 orang mulai hari ini Kamis (8/7).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengungkapkan, pasien yang dapat tertampung di RSLT merupakan pasien dengan kategori OTG dan gejala ringan. Sedangkan pasien dengan gejala berat, akan dirawat di RSUD dr Soewandhie Surabaya.
“Mungkin sekitar 150 pasien dari (rujukan) puskesmas. Diisi pasien OTG dan ringan. Gejala berat diarahkan ke RSUD Soewandhie. Lalu yang gejala ringan dari Soewandhie akan dioper ke sini (RSLT),” jelasnya, Kamis (8/7).
Lebih lanjut, perempuan yang kerap disapa Feni ini menuturkan, untuk tahap awal, pasien COVID-19 akan ditempatkan di gedung D RSLT atau di lantai I sisi sebelah selatan. Sedangkan jumlah total ruangan di RSLT terdiri dari A, B, C, D dan E.
ADVERTISEMENT
“Jadi ada lima ruangan, terdiri dari A, B, C, D dan E. Untuk tenaga kesehatan sementara ada sekitar lebih 150-an, dari rekrutmen baru,” imbuhnya.
Untuk mekanismenya, Feni menegaskan pasien tidak bisa langsung datang ke RSLT menggunakan ambulance. Namun, mereka harus melalui mekanisme rujukan dari puskesmas. Hal ini diterapkan untuk mempermudah petugas melakukan tracing atau pelacakan kontak erat.
“Supaya kita tidak tertinggal untuk tracing. Yang membawa ke sini Puskesmas. Jadi kalau warga langsung datang pakai ambulance ke sini tidak bisa,” paparnya.
Selain itu, ada beberapa dokumen yang harus dilengkapi ketika pasien COVID-19 ingin menjalani perawatan di RSLT. Yakni membawa KTP, KK serta hasil PCR positif, baik dari puskesmas ataupun laboratorium lain.
ADVERTISEMENT
“Tergantung dari mereka periksanya (Swab PCR) di mana. Tapi tetap yang membawa ke sini (RSLT) dari puskesmas karena semua agar terdata,” tegasnya.
Kapasitas di RSLT mencapai 1.000 bed. Namun untuk tahap awal saat ini baru tersedia 400 bed.
“Kurang lebih sekitar 400-an, kalau di atas (ruangan E) bisa sekitar 300. Total keseluruhan kurang lebih 1.000 bed,” jelasnya.
Nantinya, kata dia, pasien OTG dan gejala ringan yang berada di Hotel Asrama Haji (HAH) bakal dipindah ke RSLT. Sedangkan di HAH sendiri bakal difokuskan bagi pasien kategori OTG, gejala batuk dan pilek.
“Jadi pasien (Asrama Haji) dipindah ke sini (RSLT) supaya tidak penuh. Di Asrama Haji kan juga ada IGD (instalasi gawat darurat), tapi kita fokuskan di sini. Sehingga di Asrama Haji hanya OTG, batuk, pilek,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Ditambahkan Feni, layanan di RSLT hampir sama dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) di rumah sakit lain. Sebab di RSLT telah dilengkapi dengan ruangan IGD, rawat inap, radiologi, farmasi hingga laboratorium.
“Untuk laboratorium hanya mengambil sampel dan pemeriksaan ringan. Jadi di RSLT ini ada lima ruangan, masing-masing diisi OTG, dan gejala ringan. Kalau gejala berat ke RSUD Soewandhie,” simpulnya.