Konten Media Partner

Begini Cara Mengobati Kanker Kulit dengan Radioterapi

31 Mei 2022 9:44 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dok. AHCC
zoom-in-whitePerbesar
Dok. AHCC
ADVERTISEMENT
Kanker kulit merupakan salah satu jenis kanker yang paling sering dijumpai. Secara umum, kanker kulit disebabkan oleh perkembangan sel-sel tubuh yang abnormal akibat berbagai faktor risiko seperti paparan sinar ultraviolet (UV) yang dipancarkan dari matahari, usia tua, sistem imun yang buruk, virus HPV, hingga penggunaan mesin pewarna tubuh (tanning beds).
ADVERTISEMENT
Meski kerap menyerang jutaan penduduk dunia, angka kesembuhannya cukup tinggi selama diagnosis dan pengobatan dilakukan secepatnya.
Salah satu pengobatan yang bisa dilakukan yakni dengan radioterapi. Lantas bagaimana cara penanganannya?
Menjawab hal itu, dr. Yoseph Adi Kristian, Sp.Onk.Rad mengatakan, pengobatan radioterapi dapat diberikan dengan teknik 2D, 3D conformal, maupun IMRT, menggunakan sinar foton dan elektron.
Menurutnya, radioterapi merupakan pilihan pengobatan kanker non-bedah karena dapat memberikan keuntungan dari segi kosmetik dan preservasi jaringan. Radioterapi pada kanker kulit dapat diberikan melalui radiasi eksternal dan brakhiterapi (radiasi jarak pendek).
"Jadi tergantung pada kasus yang dihadapi. Apabila pengobatan kanker kulit dengan operasi masih dianggap kurang ideal (misalnya hasil kosmetik yang kurang baik atau berdampak kecacatan fungsional), atau kankernya terlalu besar sehingga tidak memungkinkan untuk dioperasi, maka radioterapi menawarkan alternatif yang sangat baik," kata dr. Yoseph pada Basra, Selasa (31/5).
ADVERTISEMENT
Dokter Spesialis Onkologi Radiasi di Adi Husada Cancer Center Surabaya ini menuturkan, bagi pasien lansia, pasien dengan komorbid (pemberat) atau dengan status kondisi yang buruk dapat memperoleh manfaat dari radioterapi hipofraksinasi jangka pendek, dengan efek samping yang sangat dapat ditoleransi.
"Pada kasus kanker kulit yang masih dapat dioperasi, maka radioterapi adjuvant (terapi pendukung) berperan untuk dapat menurunkan risiko kekambuhan serta angka kesakitan dan kematian," tuturnya.
dr. Yoseph Adi Kristian, Sp.Onk.Rad
Terkait prosedur radiasi, dr. Yoseph menjelaskan, pertama-tama, pasien harus melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis Onkologi Radiasi, untuk menggali masalah pasien dan menegakkan diagnosis.
Setelah itu, apabila akan dilakukan pengobatan radiasi, maka selanjutnya pasien perlu menjalani prosedur simulator/CT simulator, sehingga akan didapatkan data untuk diolah dalam proses radiation treatment planning system dan selanjutnya pasien mulai menjalani pengobatan radiasi.
ADVERTISEMENT
"Secara umum, radiasi diberikan sebanyak 30-33 kali. Diberikan seminggu lima kali. Namun pada beberapa kasus, dapat diberikan radiasi jangka pendek," jelasnya.
Untuk efek sampingnya, dr. Yoseph menyebut, biasanya terbatas pada area tubuh pasien yang terkena radiasi. Seperti warna kulit menjadi kehitaman di area yang mendapat radiasi, iritasi kulit, mulai dari kemerahan dan mengelupas.
"Rambut rontok di area yang diradiasi, penurunan fungsi pada kelenjar yang berada di dekat area radiasi, seperti kelenjar air liur," ucapnya.
Meski demikian, pasien tak perlu takut dengan efek sampingnya karena terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi efek samping tersebut.
Misalnya saja, membersihkan kulit dengan air hangat dan sabun ringan tanpa pewangi. "Tidak boleh menggosok. Cukup tepuk-tepuk kulit dengan lembut hingga kering dengan handuk lembut," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Lalu, mulailah melembabkan kulit sejak hari pertama pengobatan radiasi dimulai, bahkan sebelum Anda melihat adanya perubahan warna pada kulit. Hindari penggunaan pisau cukur, pengering rambut, kompres hangat atau kompres dingin di area yang diradiasi.
Kenakan pakaian katun yang longgar dan bertepi lebar. Hindari barang-barang yang ketat, ikat pinggang, bra berkawat, perhiasan. Hindari air laut, kolam renang yang mengandung klor, serta spa dan sauna.
"Oleskan tabir surya saat berada di luar dan jauhkan dari paparan sinar matahari jika memungkinkan. Tanyakan kepada dokter atau perawat Anda jenis krim apa yang digunakan untuk melembabkan kulit. Jangan lupa konsultasikan dengan dokter Anda tentang pengobatan efek samping terkait radiasi," ungkapnya.
Disamping itu, dr. Yoseph sedikit menambahkan bahwa keloid bukanlah kanker kulit. "Keloid merupakan salah satu lesi (jaringan abnormal) jinak pada kulit yang timbul akibat respon penyembuhan luka yang abnormal. Keloid dapat disembuhkan dengan berbagai macam pilihan pengobatan, seperti operasi, injeksi steroid, dan radioterapi. Tentu saja dalam pengobatan ini diperlukan kerjasama antara dokter spesialis Bedah Plastik dengan dokter Spesialis Onkologi Radiasi," tutupnya.
ADVERTISEMENT