Konten Media Partner

Begini Cara Siasati Makan Gorengan Sehat

20 April 2022 11:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Pixabay.
ADVERTISEMENT
Gorengan selalu menjadi menu andalan saat berbuka puasa. Selain proses pembuatannya yang mudah, rasa gorengan yang renyah dan gurih membuat masyarakat menyukainya.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, mengonsumsi gorengan berlebih dapat berdampak pada kesehatan karena bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, obesitas dan diabetes tipe 2.
Lantas bagaimana cara mengonsumsi gorengan yang aman dan sehat?
Ahli Gizi Unair Lailatul Muniroh SKM Mkes, memberikan beberapa tipsnya. Hal pertama yang perlu diperhatikan yakni rentang waktu dan jumlah konsumsinya.
Lantaran hal yang dibutuhkan tubuh saat berbuka puasa adalah minuman untuk menghidrasi dan karbohidrat sederhana untuk meningkatkan kadar glukosa tubuh.
“Gorengan dapat dikonsumsi setelahnya, dalam jumlah tidak berlebihan, cukup satu sampai dua saja, dan itupun tidak setiap hari,” ucapnya, Rabu (20/4).
Untuk itu, Lail menyarankan ada baiknya mengonsumsi sayuran dan buah yang berserat tinggi. Karena hal itu dapat menghambat penyerapan lemak.
ADVERTISEMENT
"Apalagi pada gorengan yang bertepung, karena tepung bersifat menyerap minyak. Artinya cenderung mengandung banyak lemak. Di samping itu kebutuhan lemak pada tubuh lebih banyak dibandingkan protein. Sekitar 20-30 persen dari total kalori kebutuhan kita berasal dari lemak,” ungkapnya.
Namun, yang dibutuhkan oleh tubuh adalah lemak yang baik. Misalnya yang berasal dari omega 3 dan omega 6. Lail pun menyebut beberapa contoh makanan yang mengandung lemak baik.
Sepert ikan salmon, tuna, alpukat, kacang-kacangan, minyak zaitun, telur, keju, dan yoghurt. "Selama dikonsumsi sesuai kebutuhan, maka akan berdampak baik untuk kesehatan,” tambahnya.
Lail menegaskan jika terlalu sering mengonsumsi gorengan dapat membahayakan kesehatan. Terlebih jika kualitas minyaknya sudah terpakai berulang kali sehingga warnanya coklat kehitaman.
ADVERTISEMENT
Pada prosesnya pemakaian minyak yang berulang atau minyak jelantah. Lemaknya akan berubah menjadi lemak trans dari lemak jenuh. Proses tersebut mengubah struktur kimia lemak, sehingga lebih sulit dicerna.
“Minyak juga mengalami oksidasi dan membentuk radikal bebas yang dapat meningkatkan risiko penyakit seperti jantung, stroke, kanker, diabetes mellitus tipe 2, serta obesitas,” paparnya.
Tak lupa, ia menyarankan untuk makanan yang digoreng sebaiknya tidak terlalu sering dan dibatasi porsinya. “Minyak yang digunakan sebaiknya minyak yang baru, setidaknya baru digunakan satu kali untuk menggoreng,” tutupnya.