Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Begini Panduan Selamatkan Korban Henti Napas di Kerumunan
16 November 2022 13:03 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Seiring meredanya pandemi COVID-19, kegiatan seperti konser, hingga pertandingan olahraga yang mendatangkan banyak massa mulai digelar.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, berkumpulnya massa yang besar dalam satu tempat tak jarang membuat penonton berdesak-desakan.
Misalnya saja pesta Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan, yang menewaskan ratusan orang akibat berdesakan.
Dalam beberapa kasus, saat berdesakan seseorang dapat mengalami sesak napas dan henti jantung hingga merenggut nyawa.
Lantas apa yang bisa dilakukan ketika kita melihat seseorang yang tak sadarkan diri akibat henti napas di tengah kerumunan?
Menjawab hal itu, dr. Ardyan Prima Wardhana, Sp.An, mengatakan, penyebab kematian akibat kerumunan massa adalah himpitan pada ruangan yang sempit dan tertutup.
“Ketika manusia terhimpit, dia seperti orang tercekik dan tidak bisa bernapas. Lalu dia bisa lemas dan pingsan akibat kekurangan oksigen. Kalau dibiarkan dalam waktu yang lama dapat berujung ke kematian,” ucapnya, Rabu (16/11).
ADVERTISEMENT
Bila menemukan kasus seperti itu, hal pertama yang perlu dilakukan adalah memindahkan korban ke lingkungan yang memiliki udara bebas, jauh dari keramaian, dan dibaringkan di permukaan datar.
"Selanjutnya, segera lakukan pengecekan respons terhadap orang yang ditolong. Hal pertama yang dicek adalah jalan napas dan napas korban," tutur Dosen FK Ubaya ini.
Untuk mengecek hal itu, caranya adalah mengangkat dagu pasien lalu rasakan dan dengarkan hembusan napas yang keluar dari hidung atau mulutnya.
“Adanya hembusan napas juga dapat terlihat dari dada atau perut pasien yang terangkat. Bila tidak ada hembusan napas dalam 5-10 detik, maka perlu segera mencari bantuan medis,” jelasnya.
Selain itu, sembari menunggu tenaga medis datang, penolong juga harus segera melakukan cardiopulmonary resuscitation (CPR). "Nah, CPR ini dapat membantu memperbesar peluang keselamatan pasien," tukasnya.
ADVERTISEMENT