Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten Media Partner
Benarkah Berobat Kanker ke Luar Negeri Lebih Baik?
28 Februari 2023 7:28 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Banyak warga negara Indonesia yang masih berobat ke Malaysia dan Singapura terutama untuk pengobatan kanker. Itu terjadi karena mereka menganggap mutu pengobatan kanker di dalam negeri belum memuaskan.
ADVERTISEMENT
Pilihan berobat keluar negeri pun membawa dampak terhadap penerimaan devisa negara yang berpotensi membuat Indonesia kehilangan devisa sektor kesehatan mencapai Rp 110 triliun setiap tahunnya.
Di Indonesia, menurut catatan Globocan pada tahun 2020, kasus baru kanker sebanyak 396.314 kasus dengan kematian sebesar 234.511 orang. Perempuan merupakan kelompok dengan risiko tinggi terkena kanker, tercatat kanker payudara sebanyak 65.858 kasus, kanker Leher Rahim sebanyak 36.633 kasus.
Sistem layanan kesehatan yang berkualitas dan efisien dapat memberi dampak besar bagi kualitas hidup masyarakat dan merupakan salah satu tolak ukur kesejahteraan masyarakat.
Setiap detik berharga untuk penanganan kanker, untuk itu layanan terintegrasi penting bagi pasien untuk perawatan pengobatan. Selain alat dengan teknologi canggih, kualitas SDM menjadi faktor penting memilih layanan kesehatan.
ADVERTISEMENT
Menjawab tantangan dan kebutuhan akan fasilitas pengobatan kanker yang berkualitas di Indonesia, Adi Husada Cancer Center (AHCC) sebagai bagian jaringan Cancer Center terintegrasi di Asia (IOC ASIA) yang didukung dokter multi disiplin dan staff medis profesional berstandar internasional, di mana staff di Adi Husada Cancer Center secara rutin mendapatkan dan menjalani menjalani pelatihan di luar negeri serta mengundang dokter spesialis dari jaringan Integrated Oncology Center (IOC ASIA) baik dari Singapura maupun Malaysia untuk berbagi ilmu terkini penanganan kanker.
dr. Silvia Haniwijaya M.Kes, General Manager Adi Husada Cancer Center mengatakan, jika pihaknya melakukan kolaborasi atau semacam sister company dengan beberapa rumah sakit di Malaysia dan Singapura.
Pertama yakni Beacon Hospital yang merupakan salah satu rumah sakit top di Malaysia dengan spesialis kanker.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya yakni Solis (Breast Care and Surgery Centre) yang merupakan klinik khusus untuk kanker payudara di Singapura.
Ketiga yakni Luma Women's Imaging Centre/Medical Centre, untuk menegakkan diagnosa kanker atau bukan.
"Karena teman-teman medis di sini (AHCC) mereka juga ikut training di sana, standardisasi juga dari mereka, jadi kami menyelaraskan juga. Lalu kita kembangkan mulai dari SDM sampai fasilitas, sehingga kualitas kita sama dengan pengobatan di luar negeri," ucap dr. Silvia pada Basra, Selasa (28/2).
dr. Silvia mengungkapkan, dalam menangani radioterapi pihaknya telah menggunakan alat quality control atau quality assistant. Lalu, terkait teknologinya AHCC sudah menggunakan VMAT. Yakni teknik pemberian radiasi yang dilakukan dalam bentuk volumetric sehingga mampu mengikuti volume tumor dan dapat meminimalisir paparan dosis radioterapi ke organ sehat di sekitar tumor.
Selain itu, AHCC juga telah menghadirkan pengobatan one day care terutama untuk tumor payudara, berupa layanan terbaru yaitu VABB (Vacuum Assisted Breast Biopsy) dimana belum banyak rumah sakit di Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, 80% lebih kasus kanker payudara ditemukan dalam stadium yang lanjut, di mana upaya pengobatan sulit dilakukan. Sehingga diperlukan upaya diagnosis dini yang baik untuk meningkatkan tingkat kelangsungan hidup.
“Vacuum assisted breast biopsy hadir sebagai alat diagnosis kanker payudara terbaru yang merupakan alat biopsi payudara minimal invasif yang menggunakan teknologi terkini. Pasien tidak perlu dilakukan operasi terbuka untuk mendapatkan jaringan yang digunakan untuk menentukan kelainan pada payudaranya. Prosedur yang aman ini hanya menghasilkan luka sayatan yang minimal, dan tidak perlu dilakukan di ruangan operasi," jelasnya.
dr. Silvia menyebut, layanan VABB sudah banyak dilakukan di rumah sakit di luar negeri seperti Korea, Singapura, dan Malaysia.
Untuk itu, ia berpesan kepada masyarakat Indonesia agar tidak perlu bimbang dan ragu melakukan pengobatan di dalam negeri, karena terkait fasilitas dan tenaga kesehatan di Indonesia sudah mulai maju.
ADVERTISEMENT
"Jadi jangan ragu untuk berobat di dalam negeri. daripada harus keluar negeri, mengingat biaya yamg dikeluarkan juga lebih besar. Dan kita selalu update kalau ada sesuatu yang baru, kadang kita juga datangkan ahli untuk melakukan pembinaan pada teman-teman di ini. Jadi secara kualitas tidak perlu diragukan," tukasnya.