Benarkah Sering Berdarah atau Mimisan Tanda dari Kanker Darah?

Konten Media Partner
15 Juli 2023 10:38 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Benarkah Sering Berdarah atau Mimisan Tanda dari Kanker Darah?
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Berdasarkan data GLOBOCAN 2020, jumlah kasus kanker darah di Indonesia merupakan kasus terbanyak ke-9 dengan 14.979 kasus baru dan 11.530 kematian yang diakibatkan oleh leukemia.
ADVERTISEMENT
Lantas apa saja jenis kanker darah dan bagaimana gejalanya?
Menjawab hal itu, dr. Niken Ayu Amrita Sp.Pd KHOM menjelaskan, kanker darah atau keganasan hematologi adalah kondisi ketika sel darah berubah menjadi abnormal atau ganas.
Sebagian besar kanker ini bermula di sumsum tulang tempat sel darah diproduksi. Kanker darah terbagi menjadi tiga, yaitu leukemia, limfoma, dan multiple myeloma.
Terkait gejala kanker darah, dr. Niken menyebut, jika gejalanya sangat beragam, tergantung jenis kanker darah yang diderita. Pada beberapa kasus, gejala cenderung sulit dikenali, karena mirip dengan gejala kondisi lain.
"Gejala umum dari kanker darah di antaranya demam dan menggigil, tubuh mudah lelah, berkeringat di malam hari, berat badan menurun drastis, bintik merah di kulit, sering terinfeksi, pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau selangkangan, nyeri di sendi dan tulang, terutama tulang belakang atau tulang dada, sudah terjadi memar dan perdarahan, misalnya mimisan, hingga sesak napas," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, dr. Niken mengungkapkan, jika kanker darah pada anak dapat ditangani oleh dokter spesialis anak, khususnya konsultan hematologi.
Menurutnya, kanker darah bisa terjadi pada anak adalah leukemia limfoblastik akut. Gejala leukemia pada anak tergantung dari jenis dan keparahan. Umumnya ditandai dengan mudah terserang infeksi atau penyakit. Hal ini dikarenakan rendahnya sel darah putih sehingga fungsi sistem kekebalan tubuh menurun.
Selain itu, penderita leukemia juga dapat mengalami anemia karena menurunnya kadar sel darah merah akibat tumbuhnya sel kanker. Sejumlah gejala lainnya yang biasa dialami anak-anak dan remaja penderita leukemia misalnya pusing dan nyeri kepala, penurunan berat badan, nafsu makan menurun, demam, nyeri sendi dan tulang pada anak.
Lalu pembengkakan dan nyeri di perut anak, pembengkakan kelenjar getah bening di beberapa bagian tubuh, seperti leher dan selangkangan, sesak napas atau masalah pernapasan lainnya, kelelahan dan lemas, kulit pucat, memar dan berdarah.
ADVERTISEMENT
"Apabila orang tua memiliki kekhawatiran tentang gejala tertentu pada anak, jangan ragu untuk memeriksakannya ke dokter sedini mungkin," tuturnya.
Sementara terkait penyebab atau faktor risiko kanker darah, dr. Niken menyebut, penyebab leukemia pada anak belum diketahui secara pasti.
Meski demikian, terdapat dugaan bahwa perubahan atau mutasi genetik menjadi faktor penyebab penyakit ini. Perubahan genetik ini bisa terjadi sebelum kelahiran atau pada awal kehidupan anak, sehingga tidak selalu diturunkan dari orang tua.
"Selain perubahan genetik, terdapat sejumlah faktor lain yang dipercaya dapat meningkatkan risiko seorang anak terkena leukemia. Misalnya Infeksi virus, faktor lingkungan (sering terpapar zat berbahaya seperti radiasi, zat kimia, dan polusi udara), kembar identik dengan pengidap leukemia, mengidap kondisi medis tertentu yang disebabkan oleh mutasi genetik, seperti Down syndrome (DS)," ucapnya.
"Sedang atau pernah menjalani perawatan yang menekan sistem kekebalan tubuh setelah transplantasi organ, memiliki keluarga (saudara kandung) yang menderita penyakit serupa, terkena paparan radiasi dari kemoterapi atau terapi radiasi lain untuk pengobatan kanker lainnya, jenis pengobatan tergantung pada kondisi dan tingkat keparahan yang dialami pengidap. Terkait pengobatan untuk leukemia pada anak-anak yaitu kemoterapi dan transplantasi Sel Punca (Stem Cell)," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Sementara terkait penyebab atau faktor risiko kanker darah pada orang dewasa, yaitu adanya anggota keluarga yang pernah mengalami kondisi yang sama, mengidap Down Syndrome, mengidap sindrom Mielodisplasia, merokok.
Lalu pernah menjalani pengobatan kanker dengan kemoterapi atau radioterapi, bekerja di lingkungan yang sering ada paparan bahan kimia, seperti benzena.
"Untuk jenis pengobatan tergantung pada kondisi dan tingkat keparahan yang dialami pengidap. Pengobatan untuk leukemia pada orang dewasa yang bersifat suportif ada Transfusi darah dan antibiotik bila terkena infeksi. Lalu yang bersifat terapetik ada kemoterapi, targetted therapy, Imunoterapi, dan Transplantasi sumusm tulang," kata dokter spesialis penyakit dalam hematologi onkologi konsultan AHCC ini.
Terkait faktor kekambuhan pada kanker darah biasanya disebabkan oleh pengobatan awal mungkin tidak menghilangkan semua sel kanker, kanker mungkin telah mengembangkan resistensi terhadap pengobatan awal.
ADVERTISEMENT
"Mungkin juga kanker telah menyebar ke bagian lain dari tubuh dan awalnya tidak terdeteksi, atau adanya perubahan genetik. Karena perubahan genetik tertentu merupakan faktor utama dalam menentukan pengobatan seseorang, dengan adanya perubahan genetik tertentu juga dapat memprediksi risiko seseorang untuk kambuh," ucapnya.
Untuk itu, jika mengalami gejala di atas, dr. Niken berpesan agar segera melakukan pemeriksaan diri ke dokter terutama bila sering kambuh atau tidak juga membaik.
"Dengan memeriksakan diri sejak dini, dokter dapat segera memberikan penanganan sehingga perkembangan penyakit dapat dicegah.
Oleh karena itu sebaiknya kanker darah pada anak dapat dikonsultasikan dengan dokter anak (konsultan hematologi) dan pada dewasa dokter penyakit dalam ( konsultan hematologi – onkologi medik)," tukasnya.
ADVERTISEMENT