Berbekal Hafalan 5 Juz Al-Qur'an, Niha Rela Nyantri dan Jauh dari Keluarga

Konten Media Partner
20 April 2021 15:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aurelia Nihayatus Zein saat belajar hafalan Al-Qur'an.
zoom-in-whitePerbesar
Aurelia Nihayatus Zein saat belajar hafalan Al-Qur'an.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Aurelia Nihayatus Zein, pelajar kelas VIII SMP Al Khairiyah Surabaya ini punya cita-cita ingin menjadi seorang hafiz. Agar dapat mewujudkan mimpinya, pelajar yang kerap disapa Niha ini rela nyantri. Sejak menginjak SMP Niha memutuskan untuk tinggal di pondok pesantren di kawasan Ampel, Surabaya.
ADVERTISEMENT
"Mondok sejak kelas satu SMP. Saya sendiri yang ingin mondok, tidak ada paksaan dari orang tua," tegas Niha kepada Basra, Selasa (20/4).
Dengan nyantri di pondok pesantren, lanjut Niha, dirinya fokus belajar hafalan Al-Qur'an. Niha sudah mulai belajar hafalan Al-Qur'an sejak masih duduk di bangku kelas VI SD. Kini Niha telah menghafal lima juz Al-Qur'an, yakni juz 29, 30, 1, 2, dan 3.
Kegiatan yang paling disukai Niha di pondok pesantren adalah ketika murojaah bersama santri lainnya. Setidaknya setiap hari Senin hingga Sabtu, Niha selalu mengikuti kegiatan murojaah.
"Murojaah libur di hari minggu. Seneng kalau murojaah bareng-bareng, jadi lebih semangat baca Al-Quran," tukas bungsu dari dua bersaudara ini.
Niha mengaku tak ada kesulitan baginya untuk hafalan Al-Qur'an. Hanya saja dibutuhkan sikap yang istiqomah agar bisa cepat menyelesaikan hafalan.
ADVERTISEMENT
"Dulu sebelum mondok, sering malas mau hafalan. Baru semangat hafalan kalau lihat kakak ngaji. Kalau di pondok kan banyak temannya jadi lebih semangat menuntaskan hafalan," jelas Niha.
Selain ingin melancarkan hafalannya, dengan nyantri Niha bisa memperdalam ilmu agama Islam. Niha juga ingin kelak dapat menambah timbangan pahala kedua orang tuanya melalui ilmu agamanya.
Meski tak dipungkiri Niha jika sedang di pondok pesantren, rasa rindu pada keluarga kerap datang.
"Sering kangen sama keluarga karena enggak setiap hari ketemu. Biasanya keluarga sambang ke pondok dua minggu sekali," pungkasnya.