Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.7
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten Media Partner
Berjalan Hampir 1 Bulan, Pakar Ungkap Kendala Program Cek Kesehatan Gratis
28 Februari 2025 7:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Per 10 Februari 2025 lalu, Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan kebijakan untuk memberikan cek kesehatan gratis bagi warga yang berulang tahun. Program cek kesehatan gratis bagi warga yang berulang tahun ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.
ADVERTISEMENT
Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair)
Dr Ernawaty drg M Kes angkat bicara terkait program tersebut. Menurutnya, program tersebut sesuai dengan visi Universal Health Coverage (UHC) dan kebijakan kesehatan nasional. Kebijakan ini menekankan pentingnya deteksi dini dan pencegahan penyakit.
Erna, sapaannya, menjelaskan bahwa kebijakan program pemeriksaan kesehatan gratis ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat secara menyeluruh. Selain itu, juga untuk mengurangi beban penyakit dan mendukung sistem kesehatan yang lebih berkelanjutan di Indonesia.
“Jika dilihat dalam konteks kesehatan preventif, maka didasari oleh beberapa faktor penting yang bermanfaat. Yaitu peningkatan akses masyarakat pada layanan kesehatan, pencegahan penyakit dengan deteksi dini, edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kesehatan preventif dan gaya hidup sehat,” ujar Erna dalam keterangannya, seperti dikutip Basra, Jumat (28/2).
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Erna juga menjelaskan mengenai kebermanfaatan program ini bagi kelompok rentan. Seperti lansia atau masyarakat yang memiliki keterbatasan akses layanan kesehatan.
“Aspek yang perlu diperhatikan adalah pada pemilihan lokasi yang strategis, metode komunikasi yang mudah dipahami, serta pengaturan fasilitas yang nyaman bagi mereka,” jelasnya.
Program ini juga harus menimbang beberapa kemungkinan yang akan menjadi penghambat dalam segi fasilitas dan tenaga kesehatan. Seperti lonjakan jumlah pasien yang dapat berpengaruh pada peningkatan beban kerja.
Selain tantangan yang terbeban pada fasilitas dan tenaga kesehatan, Erna juga menyatakan bahwa program cek kesehatan gratis ini akan menghadapi berbagai tantangan dari segi masyarakat sendiri. Seperti distribusi yang tidak merata, rendahnya kesadaran masyarakat, serta stigma dan ketakutan.
ADVERTISEMENT
“Salah satu kendala terbesar adalah bagaimana mengubah pola pikir masyarakat, bahwa pemeriksaan kesehatan tidak hanya diperlukan saat sakit. Akan tetapi, juga sebagai bentuk dari langkah preventif guna mencegah penyakit lebih lanjut,” tambahnya.
Sebagai upaya agar program ini dapat berjalan lebih efektif dalam jangka panjang, Erna memberikan beberapa rekomendasi. Mulai dari mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin, pengembangan sistem manajemen data yang efisien guna memantau partisipan, bekerja sama dengan sektor pendidikan, sosial, dan swasta guna perluasan jangkauan dan dampak program.
Terakhir, yang tak kalah penting adalah melakukan evaluasi berkala guna menilai efektivitas program.
“Masyarakat cenderung lebih peduli terhadap kesehatannya jika ada stimulus yang menarik, seperti program gratis ini. Namun, efektivitasnya bergantung pada bagaimana program ini disosialisasikan dan diterapkan,” tutupnya.
ADVERTISEMENT