Berkaca dari Bangkalan, Guyonan "Tidak Ada COVID-19 di Madura" Harus Dihilangkan

Konten Media Partner
11 Juni 2021 8:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Berkaca dari Bangkalan, Guyonan "Tidak Ada COVID-19 di Madura" Harus Dihilangkan
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Adanya kasus atau kejadian luar biasa COVID-19 di Bangkalan, Madura, Jawa Timur, tentu tidak bisa diatasi dengan penanganan medis saja.
ADVERTISEMENT
Faktor non medis juga harus menjadi perhatian, karena permasalahan sosial kemasyarakatan juga berpengaruh terhadap upaya penangan COVID-19. Untuk itu, peran relawan pendaming sangat dibutuhkan.
Relawan RSLI bersama Nadia Bafagih, aktivis kemanusiaan Jatim dan beberapa relawan lainnya bergotong-royong membantu menanggulangi pandemi COVID-19 utamanya dari sisi pendekatan non-medis untuk masyarakat di Bangkalan.
Untuk itu, mereka berkoordinasi dengan Baznas Bangkalan dalam rangka merencanakan bantuan penanganan COVID-19.
Nadia Bafagih mengatakan, ada beberapa usulan dan konsep dari relawan untuk menekan angka penyebaran COVID-19. Salah satunya yakni tentang pentingnya edukasi pada masyarakat awam terkait pemahaman COVID-19.
Menurut Nadia, masyarakat hendaknya disadarkan kembali pentingnya menjaga diri dan keluarga untuk terhindar dari penyebaran COVID-19 yang saat ini menyebar dengan cepat di sebagian kabupaten Bangkalan, yaitu di Arosbaya, Geger dan Klampis.
ADVERTISEMENT
"Kondisi ini membutuhkan percepatan dalam penanganannya. Mengingat situasi yang kedaruratan serta membutuhkan peran dan dukungan dari banyak pihak di luar paramedis atau faskes setempat," kata Nadia, Jumat (11/6).
Bahkan pihaknya juga mengajak masyararakat untuk mau menggunakan masker dan merubah kebiasaan pemahaman stigma yang ada dalam masyarakat bahwa COVID-19 tidak ada sama sekali.
"Ini juga sekaligus untuk mengubah jargon atau candaan yang selama ini beredar dan meninabobokkan warga, yakni COVID-19 tidak ada di Madura. Dengan kondisi kejadian luar biasa di Bangkalan, hendaknya dijadikan koreksi dan instrospeksi diri bagi yang masih meragukannya," jelas Nadia.
Tim relawan melakukan koordinasi dengan Baznas Bangkalan untuk menekan angka penyebaran COVID-19.
Dengan kultur yang ada di Bangkalan, Nadia menuturkan pelibatan dan pengutamaan Baznas Bangkalan sebagai garda depan dalam pelaksanaan berbagai program tersebut adalah pilihan yang tepat.
ADVERTISEMENT
Dengan mengkoordinasikan para tokoh agama dan pondok pesantren, ustadz, modin, hingga tokoh masyarakat di kampung-kampung, dapat direncanakan dan dijalankan berbagai aktifitas dalam bentuk kampanye hidup sehat, peningkatan kapasitas dan pengeetahuan terkait COVID-19 serta peningkatan keterlibatan santri, peserta didik dan keluarganya dalam prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta pelaksananan 5M sebagai kunci mengatasi COVID-19.
Tidak kalah penting adalah upaya penguatan dan peningkatan imunitas melalui asupan makanan bergizi, serta rasa gembira dan suasana keseharian yang tenang sehingga dapat berkontribusi bagi ketangguhan masyarkat menghadapi COVID-19, khususnya di Bangkalan.
"Mengingat kondisi yang urgen dan membutuhkan penanganan dengan segera, semua pihak yang hadir sepakat untuk menyegerakan pelaksanaan program tersebut. Perencanaan ini akan dituntaskan dalam minggu ini, sehingga harapannya minggu depan sudah bisa dimulai," pungkasnya.
ADVERTISEMENT