Berkunjung ke Kampung Herbal Surabaya, Lestarikan 137 Jenis Tanaman Obat

Konten Media Partner
22 Agustus 2021 15:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
ADVERTISEMENT
Surabaya dikenal sebagai kota metropolitan, dengan bangunan-bangunan tinggi hingga lalu lintasnya yang padat.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, pemandangan sejuk nan asri masih dapat kita jumpai ketika kita berkunjung ke Kampung Herbal yang berlokasi di Nginden Jangkungan RT 09 RW 05, Surabaya.
Di sana, ratusan tanaman herbal seperti jahe, kunyit, lengkuas, teh hijau, sambiloto, hingga dandang gendis tumbuh subur di lahan seluas 3.500 m². Bahkan, masing-masing warga juga disarankan untuk menanam sekitar lima jenis tanaman herbal di rumahnya.
Irvan Dharma Setiawan selaku pengelola taman herbal mengatakan, penanaman tanaman herbal seperti rempah-rempah ini telah dilakukan sejak 2015 lalu.
Saat itu, Ketua RT 09 RW 05 menggerakkan seluruh warga dalam usaha meningkatkan kualitas lingkungan hidup pada program pemerintah kota, yakni merdeka dari sampah.
"Tahun 2015, warga mengikuti lomba Tanaman Herbal BEJO dengan memanfaatkan lahan yang tidak produktif untuk menjadi tanaman herbal. Dan mulai saat itu juga kami mulai memanfaatkan tanaman herbal guna mendukung perekonomian warga. Total hingga saat ini ada 137 jenis tanaman di sini (Taman Herbal)," kata Irvan ketika ditemui Basra, Minggu (22/8).
Dari beragam jenis tanaman herbal tersebut, bisa diolah warga menjadi aneka produk kesehatan. Seperti minuman herbal dari kunyit asam, inhaler herbal care, hingga pudding.
ADVERTISEMENT
"Ada juga warga yang memanfaatkan daun luntas untuk dibikin botok. Apalagi kalau lagi ada tamu, sebisa mungkin, kami menyuguhkan produk-produk herbal yang dibuat sendiri oleh warga," ucapnya.
Terkait hasil panen rempah-rempah di Taman Herbal, Irvan menjelaskan, jika ada yang dijual dan adapula yang diberikan kepada warga untuk diolah sendiri.
"Hanya bibitnya dan minuman herbal olahan dari warga yang dijual," tambahnya.
Untuk merawat aneka tanaman herbal tersebut, Irvan mengaku jika tanaman rempah tidak boleh terlalu banyak terkena sinar matahari. Terutama jenis tanaman sirih merah yang membutuhkan perawatan khusus.
"Untuk itu kami beri tanaman besar agar bisa melindungi tanaman-tamanan kecil di bawahnya. karena tanaman rempah tidak bisa terkena banyak matahari, menyiramnya juga tidak bisa terlalu banyak biar gak cepat busuk," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Bahkan ke depan, pihaknya berencana akan memberikan barcode pada masing-masing jenis tanaman agar mudah diakses dan menjadi edukasi bagi warga sekitar dan tamu yang datang.
"Ke depan kita kembangkan masing-masing tanaman diberi barcode. Yang berisi terkait informasi mengenai manfaat dari tanaman tersebut, dan lain-lain. Jadi ini untuk edukasi warga juga, terutama anak-anak sini," pungkasnya.
Diketahui, Kampung Herbal ini juga kerap mendapat predikat terbaik dalam lomba Surabaya Green and Clean secara berturut-turut pada tahun 2016, 2017, 2018.