Bikin Konten Mukbang, Inilah Risiko Kesehatan yang Mengintai

Konten Media Partner
23 April 2022 14:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mukbang. Foto: Source Google
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mukbang. Foto: Source Google
ADVERTISEMENT
Konten mukbang di media sosial YouTube atau Instagram kian marak akhir-akhir ini. Mukbang sendiri adalah makan dengan porsi yang sangat besar. Tak sedikit mereka yang membuat konten mukbang meraup banyak cuan.
ADVERTISEMENT
Nah, bagi mereka yang ingin membuat konten mukbang ada baiknya mempertimbangkannya dengan lebih hati-hati. Pasalnya, mukbang ternyata memberikan dampak negatif bagi kesehatan.
"Kalau untuk mukbangnya itu sendiri kan dia makannya berlebihan. Apalagi makanan yang dikonsumsi cenderung tinggi lemak ataupun tinggi gula. Secara dasar kalau makan dalam porsi yang besar sekali pasti kalorinya cenderung berlebih. Jadinya lebih gampang mengalami kegemukan," jelas Ahli nutrisi National Hospital Surabaya, dr. Christina Rusli, Sp. GK., kepada Basra, Sabtu (23/4).
Ahli nutrisi National Hospital Surabaya, dr. Christina Rusli, Sp. GK.
Lebih lanjut Christina mengungkapkan, jika sudah terjadi kegemukan maka resiko penyakit meningkat mulai dari diabetes, hipertensi, kemudian kolesterol cenderung meningkat.
Dijelaskan Christina, dari segi hormonal, mereka yang sering makan makanan enak seperti yang mengandung gula maka akan membuat mood lebih nyaman.
ADVERTISEMENT
"Secara alamiah kalau sering makan makanan yang manis atau yang enak-enak lainnya, jadinya setelah makan akan merasa moodnya lebih baik. Dan lama-kelamaan jadi kecanduan makan makanan enak, kalau tidak bisa dikontrol bisa kebablasan, ini yang bahaya," tegasnya.
Awalnya mukbang yang bertujuan untuk membuat konten namun karena sudah kecanduan makanan enak, akhirnya jadi kebiasaan. Banyak kasus yang terjadi, lanjut Christina, orang yang gemar mukbang mengalami kegemukan.
"Selain itu di otak akan mengalami gangguan, dimana 'alarm' di otak yang selalu memberi sinyal ketika sudah merasa kenyang, menjadi agak terganggu. Karena makannya berlebihan ini jadinya hormonal 'alarm' di otak itu agak tidak berfungsi dengan baik. Sehingga resiko obesitas makin meningkat," paparnya.
Sedangkan bagi saluran pencernaan, kata Christina, mukbang menyebabkan penuh terasa penuh. Sehingga akan merasa perut mual dan cenderung ingin muntah. Apalagi jika makanan yang dipakai untuk mukbang adalah makanan pedas.
ADVERTISEMENT
"Makanan pedas itu ada plus minusnya. Ada kandungan zat di dalam cabai yang berdampak positif bagi tubuh, yakni bisa membunuh bakteri tertentu yang biasanya memicu luka di lambung. Tapi kalau sudah ada riwayat sakit (pencernaan) yang jangan dibablas-bablasin makan pedasnya," tukasnya.
Untuk meminimalisir dampak negatif dari mukbang, Christina menyarankan agar lebih banyak melakukan aktivitas fisik. Kemudian cek kesehatan harus dilakukan secara rutin.
"Lakukan cek kesehatan secara berkala. Apalagi orang sering abai untuk melakukan cek kesehatan secara rutin, baru mengunjungi dokter jika sudah sakit. Cek kesehatan secara berkala penting dilakukan untuk mengetahui tekanan darah, gula darahnya, hingga kolesterol," tandasnya.